TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Perusahaan air nasional “Israel” telah memutus pasokan air ke wilayah Tepi Barat yang diduduki, menyebabkan puluhan ribu warga Palestina tanpa akses ke air minum yang aman selama bulan suci Ramadhan.
Mekorot, pemasok utama air ke kota-kota di Palestina, menghentikan pasokan air ke kota Jenin, beberapa desa di Nablus dan kota Salfit, serta desa-desa sekitarnya.
Ayman Rabi, direktur eksekutif Group Hidrologi Palestina mengatakan kepada Al Jazeera, Selasa (14//2016), bahwa di beberapa daerah orang tidak menerima air selama lebih dari 40 hari.
“Orang-orang terpaksa membeli air dari truk air atau mencari dari sumber-sumber air alternatif seperti mata air,” kata dia.
“Anggota keluarga harus hidup dengan dua, tiga atau 10 liter air per kapita per hari,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa di beberapa daerah mereka sudah mulai melakukan penjatahan air.
Kota Jenin yang memiliki populasi lebih dari 40.000 orang pasokan airnya dipotong separuh, lanjut Ayman.
Dia memperingatkan akan mendesak Mekorot untuk bertanggung jawab atas setiap tragedi yang dihasilkan dari kekurangan air selama bulan-bulan musim panas.
Mekorot tidak menanggapi permintaan Al Jazeera untuk memberikan komentar.
Menurut PBB, persyaratan minimum bagi orang-orang yang berada di bawah kondisi yang sangat memprihatinkan di beberapa daerah di Palestina adalah 7,5 liter per kapita per hari – di mana suhu udara di saerah itu melebihi 35 derajat celsius.
Sejak tahun 1967, “Israel” telah membatasi pasokan air untuk warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza sejak “Isral” menduduki wilayah itu.
“Israel”, termasuk pemukim, mengkonsumsi air lima kali lebih banyak daripada orang-orang Palestina di Tepi Barat, 350 liter per orang per hari di “Israel” dibandingkan dengan 60 liter per orang Palestina per hari di Tepi Barat.
(ameera/arrahmah.com)