KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Lebih dari 50.000 orang ikut serta dalam aksi protes di ibukota Malaysia untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Najib Razak, yang telah memicu kemarahan masyarakat atas pembayaran bernilai jutaan dolar yang di transfer ke rekening bank pribadinya.
Para pengunjuk rasa berkumpul di lima wilayah yang ditunjuk di ibukota Malaysia, pada Sabtu (29/8/2015), dan kemudian pawai bergerak menuju Independence Square , yang telah diblokir untuk perayaan nasional pada Senin (31/8), sebagaimana dilansir oleh Al Jazeera.
Otoritas Kuala Lumpur melarang pawai yang diselenggarakan oleh kelompok pro-demokrasi, karena kemungkinan bisa berkembang menjadi konfrontasi dengan pasukan keamanan.
Kelompok aktivis juga menyerukan untuk menggelar aksi unjuk rasa di kota Kinabalu dan Kuching.
Pada Kamis (27/8), Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) mengatakan dalam sebuah posting di halaman Facebook-nya bahwa ia akan memblokir situs-situs yang “mempromosikan, menyebarkan informasi dan mendorong orang untuk berpartisipasi” dalam protes yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat sipil Bersih.
Direktur jajak pendapat independen Merdeka Center, Ibrahim Suffian, mengatakan bahwa kekecewaan terhadap Najib, yang menjabat pada tahun 2009, terkonsentrasi di daerah perkotaan, dan survei nasional bulan ini menunjukkan bahwa sedikit yang menentang reli itu.
Pemimpin Malaysia berusia 62 tahun itu menghadapi masalah pada bulan Juli ketika dilaporkan bahwa penyidik menemukan dugaan adanya kesalahanan dalam pengelolaan dana badan usaha milik negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB), dan ditelusuri adanya pembayaran lebih dari $ 600 juta ke rekening atas nama Najib Razak.
Lembaga anti-korupsi Malaysia telah memverifikasi adanya dana sumbangan dari Timur Tengah, yang datang sebelum pemilihan 2013. Pada tanggal 3 Agustus, lembaga itu mengatakan akan meminta Najib untuk menjelaskan mengapa sumbangan itu disetorkan ke rekening pribadinya.
Mantan pemimpin Malaysia Mahathir Muhamad, pekan ini mengatakan bahwa ia tidak percaya uang itu adalah sumbangan. Dia juga menyerukan Najib untuk mundur.
Najib telah membantah melakukan kesalahan dan mengatakan bahwa dia tidak mengambil uang untuk kepentingan pribadinya. tetapi di pihak lain dia telah memperketat cengkeramannya pada kekuasaan melalui serangkaian langkah-langkah untuk menyingkirkan para penentangnya.
Najib memecat wakilnya dan para menteri lainnya yang bertanya kepadanya secara terbuka mengenai kasus ini, dan Jaksa Agung yang sedang menyelidiki 1MDB diganti. Pihak berwenang juga membekukan dua surat kabar dan memblokir akses ke situs Web yang telah melaporkan 1MDB.
Najib mempertahankan dukungan yang signifikan dari koalisi Barisan Nasional yang berkuasa lama dan dari dalam partainya, Organisasi Nasional Melayu Bersatu.
Konsultan Eurasia Group mengatakan pekan ini bahwa gerakan oposisi yang menentang Najib itu tidak akan bisa menggulingkan pemerintah dan tidak bisa menginspirasi dukungan masyarakat luas karena tidak memiliki kepemimpinan yang kuat dari tokoh oposisi yang kredibel.
(ameera/arrahmah.com)