TEL AVIV (Arrahmah.id) — Setidaknya 20 ribu warga Israel turun ke jalan-jalan di tiga kota untuk menyuarakan penolakan mereka atas pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Di tengah guyuran hujan, para demonstran berarak sembari membawa papan-papan bertuliskan berbagai slogan anti-pemerintah, seperti “pemerintahan memalukan” dan “Turunkan diktator!”
Dilansir AFP (5/2/2023), kepolisian Israel menyebutkan demonstrasi tersebar di tiga kota, yaitu Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa.
Ini merupakan demonstrasi terbesar setelah pemerintahan Netanyahu mengambil alih kekuasaan di Israel pada Desember lalu.
Berdasarkan laporan Reuters, para demonstran menolak rencana Netanyahu untuk mereformasi aturan mengenai Mahkamah Agung.
Kritikus menganggap perubahan itu dapat melemahkan independensi proses kehakiman, melindungi korupsi, melanggar hak asasi kelompok minoritas, dan meruntuhkan kredibilitas sistem pengadilan.
Para penggagas demonstrasi pun terus membakar semangat warga agar mau ikut turun ke jalan meski hujan mengguyur.
“Pegang bendera Israel di satu tangan, dan payung di tangan lainnya. Keluarlah untuk melindungi demokrasi dan hukum di negara Israel,” ucap mantan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, yang mengikuti demo di Tel Aviv.
Merujuk pada jajak pendapat Channel 13 TV pekan lalu, 53 persen responden memang menolak rencana reformasi aturan tersebut. Sementara itu, 35 persen lainnya setuju.
Popularitas Netanyahu sendiri saat ini masih rendah, terutama karena ia naik takhta ketika masih terjerat sejumlah kasus korupsi. (hanoum/arrahmah.id)