Perang saudara yang terjadi di Republik Demokrat Kongo diam-diam telah menciptakan kengerian tersendiri bagi kaum Hawa di negara itu. Setiap hari, sekitar 30 wanita diperkosa oleh anggota kelompok separatis yang tinggal di tengah hutan belantara.
Denis Mukwege, seorang ginekologi RD Kongo, kepada Internasional Herald Tribune (IHT) belum lama ini menuturkan pengalamannya selama bekerja di Rumah Sakit Panzi, Provinsi Kivu Utara. Dia menyatakan, setiap hari terdapat 10–30 pasien wanita yang sekarat akibat diperkosa.
Sebagian besar korban mengalami pendarahan hebat hingga kerusakan rahim permanen. “Wanita-wanita diperlakukan sangat tidak manusiawi. Mereka (para pelaku) tidak hanya merudapaksa korbannya, juga merusak organ kewanitaannya. Ini sungguh mengerikan,” tuturnya.
Menurut data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 27.000 wanita di Provinsi Kivu Utara diperkosa pada 2006. Angka itu meningkat sekitar 20 persen dibanding tahun sebelumnya.
Bahkan, di Shabunda, sebuah kota di timur Kongo, sebanyak 70 persen wanita di sana telah menjadi korban kejahatan seksual. Bahkan,beberapa dari mereka terpaksa tidak bisa memiliki keturunan karena mengalami kerusakan rahim permanen.
“Sangat sedih menyaksikan penderitaan para pasien. Selain trauma,mereka juga sedih karena tidak bisa memiliki keturunan,” ujar Mukwege, yang menambahkan bahwa pasien termudanya adalah balita berusia 3 tahun dan yang tertua manula 75 tahun.
Biasanya, para pelaku merupakan anggota kelompok yang tinggal di dalam hutan belantara. Salah satunya adalah kelompok separatis Hutu. Mereka kerap menyerang warga desa pada malam hari dan menculik kaum hawa di sana.
Para korban akan dijadikan budak nafsu selama beberapa hari sebelum dilepaskan.
“Saya diculik dan diikat di pohon selama lima hari. Mereka memperlakukan saya lebih hina daripada binatang,” tutur Honorata Barinjibanwa, warga Desa Rasta yang masih berusia 18 tahun.
Tragisnya, kejahatan seksual itu sekarang seolah menjadi epidemik yang terus mengganas. Bahkan, kini sebagian besar pelaku adalah pemuda berusia belasan tahun. Ada kecenderungan para pelaku semakin ketagihan dan tertarik untuk melakukan kejahatan yang lebih brutal.
“Kami tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka (para pelaku kejahatan). Mereka semakin hari semakin buas. Urusan kejahatan seksual, Kongo adalah yang terburuk di dunia,” ungkap John Holmes, staf PBB untuk masalah kemanusiaan di Afrika.
Mukwege (52), menyatakan Bukavu –salah satu lokasi wisata di Provinsi Kivu– dulunya dikenal sebagai taman wisata yang banyak gorila liarnya. “Kini, taman itu dihuni makhluk yang lebih kejam daripada binatang buas,” ujar Mukwege.