GAZA (Arrahmah.id) – Puluhan ribu warga Palestina telah melarikan diri dari Gaza utara dengan berjalan kaki ketika pasukan pendudukan “Israel” merangsek masuk lebih dalam ke lingkungan perkotaan yang padat dan menyerang rumah sakit tempat warga berlindung.
Kota Gaza telah menjadi fokus serangan darat “Israel”, dengan pertempuran sengit dan serangan udara yang dilaporkan terjadi pada Jumat (10/11/2023) di daerah-daerah padat penduduk.
Seorang juru bicara tentara “Israel” mengatakan pada Jumat, lebih dari 100.000 warga Palestina telah bergerak dari utara ke selatan Gaza dalam dua hari terakhir.
Arus orang yang tak pernah berhenti termasuk banyak anak-anak, orang yang terluka, dan orang tua terlihat bergerak ke selatan, sebagian besar dengan berjalan kaki, hanya membawa ransel kecil dan barang-barang penting, lansir Al Jazeera.
“Israel” telah berulang kali menargetkan dan menyerang warga sipil yang berjalan menuju selatan.
“Pertempuran di daerah perkotaan Jalur Gaza telah mencapai tingkat kritis, karena pasukan pendudukan ‘Israel’ terus mendesak maju dan lebih dalam,” Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera melaporkan dari Khan Younis.
“Sekarang pasukan ‘Israel’ ditempatkan di lingkungan Tel Al-Hawa, di kamp pengungsi Al-Shati dan bahkan di daerah timur Gaza saat mereka mencoba untuk menyusup lebih jauh ke pusat kota dan pusat-pusat utama Kota Gaza. Mereka hanya berjarak satu kilometer [0,6 mil] dari Rumah Sakit Al-Shifa.”
Kantor kemanusiaan PBB mengatakan pada Jumat bahwa mereka tidak dapat mengirimkan truk bantuan ke bagian utara Gaza, di mana ratusan ribu orang masih tinggal.
“Jika ada neraka di bumi, maka itu adalah bagian utara Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), kepada para wartawan di Jenewa.
Juga pada Jumat, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyerukan penyelidikan atas apa yang disebutnya sebagai penggunaan “senjata peledak berdampak tinggi” oleh “Israel” di Gaza. Ia mengatakan penggunaan senjata semacam itu menyebabkan kehancuran tanpa pandang bulu di daerah kantong Palestina yang terkepung itu.
PBB mengatakan pada awal pekan ini bahwa setidaknya 1,5 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka sejak perang dimulai. (haninmazaya/arrahmah.id)