BANDUNG (Arrahmah.com) – Rencana kontes kecantikan Miss World 2013 yang akan diselenggarakan selama September di Indonesia, di antaranya puncak acara di Sentul International Convention Center Bogor, Jabar, terus mendapatkan penolakan dari masyarakat.
Ormas Islam Jawa Barat dengan puluhan ribu laskarnya siap turun. Mereka akan mengerahkan massa besar-besaran untuk membubarkan ajang maksiat yang dilegalkan itu.
Kali ini, ormas Islam Jawa Barat yang terdiri dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jabar, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jabar, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jabar, Syarikat Islam (SI) Jabar, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Jabar, Mat’la Anwar, berkumpul, Jumat (30/8/2013).
“Penolakan tidak sekadar dengan ucapan lisan saja, tidak bisa kalau hanya dengan ucapan, tapi juga gerakan. Oleh karena itu apabila mereka (panitia miss world, red) memaksakan, maka umat Islam juga akan memaksakan,” tegas Mursalin Dahlan, Pimpinan Muhammadiyah Jabar. Ia mengingatkan bahwa dengan gerakan, rezim orde baru bisa tumbang.
“Kalau tetap ada, ya sudah kita lawan…Kita, Muhammadiyah siap mendukung perlawanan. Risikonya tentu ada tindakan dari penguasa, harus dipahami… kalau mau enaknya aja, jadi penikmat saja, di rumah. Kita siap pergi ke lokasi,” tegas Mursalin.
Selain Muhammadiyah Jabar, Majelis Mujahidin Jabar siap juga mengerahkan puluhan ribu laskar di Jawa Barat untuk menolak Miss World 2013. “Puluhan ribu laskar siap turun jika pemerintah tetap mengizinkan Miss World,” kata Abdul Barri, pimpinan MMI Jabar.
“Kita siap mengerahkan massa untuk menolak Miss World, karena itu budaya barat yang merusak, Semestinya kan pemerintah mencabut, atau menolak. Intinya kita menolak. Menolak itu tidak hanya lewat bicara. Menolak itu bisa dengan aksi,” tambahnya.
Ormas Islam Jabar akan menggelar aksi awal penolakan Miss World pada Rabu (4/9/2013) dengan melakukan longmarch menuju Gedung Sate, Bandung. “Kami mendesak pemerintah mencabut izin penyelenggaraan Miwss World di Indonesia dan mengganti mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan eksploitasi perempuan dalam bentuk apapun di negeri ini,” pungkas M. Riyan, Ketua DPD HTI Jabar. (lesus/Alhikmah)
(samir/salampost/arrahmah.com)