SINAI (Arrahmah.com) – Sedikitnya 35 orang tewas dalam serangan yang menargetkan beberapa pos pemeriksaan dan kantor polisi di Sinai utara, Mesir, ujar sumber keamanan dan saksi mengatakan kepada Al Jazeera.
Sektar 70 pejuang dari Sinai secara bersamaan menyerang beberapa sasaran di daerah tersebut pada Rabu (1/7/2015), ujar sumber.
Namun, militer Mesir mengeluarkan pernyataan pada Rabu (1/7) malam yang mengklaim bahwa hanya 17 tentara yang tewas dalam serangkaian serangan itu.
“Kami tidak akan berhenti sampai Semenanjung Sinai dibersihkan dari semua tempat persembunyian ‘teroris’,” klaim juru bicara militer Mesir dalam sebuah pernyataan.
Ada juga laporan yang mengatakan bahwa “Israel” telah menutup perlintasan perbatasannya dengan Mesir.
Sumber mengatakan kepada Al Jazeera bahwa semua pasukan di dua pos pemeriksaan di Sheikh Zuweid telah tewas. Kamar mayat di El-Arish menerima sedikitnya 35 jenazah. Laporan oleh media lokal mengatakan korban tewas dari serangan itu bisa jauh lebih tinggi.
Harian Mesir, Al Ahram melaporkan bahwa belum ada angka resmi mengenai korban dalam serangan yang telah dikeluarkan karena ambulans mengalami kesulitan untuk mencapai korban tewas dan terluka karena takut terjebak dalam baku tembak.
Merespon serangan itu, Ibrahim Mahlab, Perdana Menteri junta militer Mesir mengatakan negaranya dalam keadaan perang.
Kabinetnya menyetujui rancangan undang-undang “anti-terorisme” yang menurut klaimnya akan memberikan pencegahan cepat melawan “terorisme”. RUU tersebut tengah menunggu persetujuan Presiden Abdel Fattah As-Sisi.
Media Mesir melaporkan, undang-undang itu akan memberikan jaksa kekuasaan lebih untuk menahan tersangka untuk jangka waktu yang lama dan memungkinkan pihak berwenang untuk memeriksa rekening bank mereka yang menghadapi tuduhan “teror”.
Seorang wartawan dan blogger Mesir, Wael Abbas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan itu sangat terkoordinasi dan ada laporan bahwa para pejuang telah menempatkan ranjau di jalan-jalan untuk mencegah kendaraan militer Mesir mengakses Sinai.
Kantor polisi di kota Sheikh Zuweid dan El-arish telah menjadi sasaran, ujar saksi. Mereka juga mengatakan pejuang mengambil alih dua tank di salah satu pos pemeriksaan. (haninmazaya/arrahmah.com)