KAFR QADDUM (Arrahmah.com) – Puluhan pengunjuk rasa Palestina dilaporkan menderita inhalasi gas air mata berlebihan saat pasukan penjajah “Israel” menyerang aksi protes mereka di Kafr Qaddum pada Jumat (13/12/2013).
Puluhan pengunjuk rasa tersebut berjuang menerjang cuaca buruk di tengah suhu yang sangat rendah di kota Tepi Barat bagian utara itu untuk memprotes pendudukan penjajah “Israel” dan dinding pemisah di negara mereka, lansir Ma’an.
Pasukan penjajah “Israel” mendirikan pos pemeriksaan di pintu masuk desa itu pada pagi hari dan mengklaimnya sebagai zona militer tertutup, taktik yang sering digunakan untuk mencegah pengunjuk rasa mingguan mendominasi lokasi tertentu.
Penutupan tersebut juga mencegah awak Bulan Sabit Merah Palestina memasuki desa itu dan memberikan pertolongan pertama yang diperlukan oleh para pengunjuk rasa yang terluka selama aksi unjuk rasa berlangsung.
Juru bicara media untuk gerakan penentang dinding pembatas di Kafr Qaddum, Murad Shteiwi, mengatakan bahwa unjuk rasa “tidak akan terhambat oleh cuaca atau bahkan pembatasan desa oleh pasukan pendudukan,” dan sebaliknya justru akan bertahan sampai mencapai tujuannya.
Pada tahun 2004, Mahkamah Internasional telah menyeru kepada “Israel” untuk menghentikan pembangunan dinding pemisah di Tepi Barat yang diduduki.
Wilayah Palestina yang diakui secara internasional, Tepi Barat dan Al-Quds Timur, merupakan wilayah yang telah diduduki oleh militer “Israel” sejak tahun 1967. (banan/arrahmah.com)