IDLIB (Arrahmah.com) – Puluhan anggota kelompok perlawanan Suriah FaylaqAsy Syam tewas setelah menjadi sasaran pengeboman Rusia pada Senin (26/10/2020). Faylaq Asy Syam merupakan salah satu sekutu utama Turki di Suriah yang tergabung dalam NFL dan ikut serta dalam Konferensi Astana.
Serangan tersebut menewaskan 78 anggota Faylaq Asy Syam dan melukai 90 lainnya di markas pelatihan mereka di Jebel Al-Dweila, sebelah barat Armanaz , Idlib.
Serangan ini menjadi serangan udara kedua Rusia yang menargetkan kelompok Faylaq Asy Syam, setelah serangan lain pada September 2017 yang menewaskan hampir 70 anggotanya.
Faylaq Asy Syam didirikan pada Maret 2014 untuk menyatukan beberapa kelompok Islam yang bertempur di utara dan tengah Suriah.
Kelompok ini kerap dianggap dekat dengan cabang Ikhwanul Muslimin Suriah.
Pada musim panas 2015, Faylaq ASy Syam menjadi bagian dari aliansi yang disebut Jaisyul Fatah yang didalamnya banyak kelompok yang berafiliasi pada Al-Qaeda Suriah.
Namun belakangan, mereka terlibat pertempuran melawan kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir Syam (HTS) yang sekarang mengendalikan sebagian besar Idlib.
Ribuan pejuang Faylaq Asy Syam saat ini berada di bagian utara negara Suriah, termasuk di Idlib dan daerah lain seperti Afrin dan Azaz.
Faylaq Asy Syam telah bertempur dan berkoalisi bersama pasukan Turki sejak 2016, terutama ketika melawan Islamic State (ISIS) dan milisi Kurdi Suriah.
Nicholas Heras, dari Institute for the Study of War, mengatakan Faylaq Asy Syam kemungkinan menjadi sasaran pada Senin sebagai pesan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa ada konsekuensi terhadap penggunaan luas pejuang Suriah dalam konflik di mana Rusia juga terlibat.
“Faylaq Asy Syam adalah kelompok Suriah yang disukai Erdogan. Kelompok ini menjadi agen perekrutan utama pasukan asing yang dipimpin Turki untuk melawan sekutu Rusia di seluruh Timur Tengah Raya, dari Afrika Utara hingga Kaukasus,” katanya sebagaimana dilansir Al Arabiya Network pada Senin (26/10).
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan beberapa pejuang Faylaq Asy Syam secara individu pergi berperang di pihak Azeri di Kaukasus. Di waktu lain, kelompok ini pun mengirim banyak pejuangnya untuk bertempur di Libya di pihak pemerintah yang diakui PBB.
Menurut kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, sekitar 18.000 pejuang Suriah pro-Ankara telah dikirim ke Libya sejak tahun lalu.
Dikatakan juga, secara total, lebih dari 2.000 pejuang Suriah pro-Ankara dari berbagai faksi telah dikirim ke Nagorno-Karabakh. (Hanoum/Arrahmah.com)