BANTEN (Arrahmah.com) – Tim penyelamat menggunakan drone dan anjing pelacak pada Selasa (25/12/2018) untuk mencari korban yang selamat di sepanjang pantai barat Jawa yang hancur diterjang tsunami yang menewaskan sedikitnya 429 orang.
Militer dan relawan menggunakan pesawat tanpa awak untuk menilai tingkat kerusakan di sepanjang pantai, tetapi hujan lebat menghambat upaya penyelamatan.
Makanan, air, selimut, bantuan medis mengalir ke daerah-daerah terpencil melalui jalan pedalaman.
Ribuan orang tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara seperti Masjid atau sekolah, dengan puluhan orang tidur di lantai atau di fasilitas umum yang penuh sesak, lansir Al Jazeera.
Ayub, seorang nelayan berusia 20 tahun yang tidur dengan keluarganya di tenda yang disediakan oleh militer, mengatakan kondisi di kamp tidak ideal karena hujan, tetapi mereka memiliki cukup makanan.
“Semuanya hancur, perahuku, motor, rumah, semuanya,” ujarnya kepada kantor berita Reuters.
“Yang paling penting adalah kita masih hidup.”
Penduduk lain di kamp darurat yang sama, seperti Tarini, ibu dari empat orang anak, mengatakan kepada Reuters bahwa keluarga mereka tidak memiliki apa-apa selain pakaian di tubuh mereka.
“Aku sedih karena anak-anakku,” ujarnya.
“Kami ingin semuanya kembali seperti semula, tetapi kami takut untuk kembali.” (haninmazaya/arrahmah.com)