KEDIRI (Arrahmah.id) – Puluhan korban investasi bodong SBT atau Sugih Berkah Trade mendatangi Pondok Pesantren Bani Ridwan yang berada di Desa Winongsari Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, Ahad (14/5/2023).
Para korban SBT yang tergabung dalam Sobat SBT ini menuntut pengasuh Ponpes Bani Ridwan, Ihya Ulumudin, selaku koordinator agar mengembalikan modal investasi mereka.
Jalannya mediasi antara puluhan korban SBT dengan Ihya Ulumuddin berjalan panas. Bahkan, ada korban SBT yang menangis karena akibat investasi bodong SBT macet, keluarganya berantakan. Korban tersebut mengungkapkan, anaknya tidak jadi menikah dan dirinya juga gagal naik haji.
“Saya meminta agar uang saya dikembalikan. Karena akibat macetnya SBT, anak saya tidak jadi nenikah, dan saya juga gagal naik haji karena tidak mampu melunasi biaya pelunasan ibadah haji,” kata Ibu Dimas, salah satu korban SBT.
Karena tidak ada titik temu dalam pertemuan tersebut, salah satu korban SBT sempat emosi bersitegang dengan koordinator SBT, Ihya Ulumuddin. Bahkan ia juga mencengkeram kerah baju Ihya Ulumuddin. Beruntung para korban SBT lainnya melerai, sehingga tidak terjadi pemukulan.
Sementara korban lainnya Fahrudin Alwi mengaku, ia dan puluhan korban investasi bodong SBT menuntut Ihya Ulumuddin selalu koordinator SBT, agar modal para Sobat SBT dapat dikembalikan. Menurutnya, Ihya Ulumuddin harus bertanggung jawab karena telah mengajak dirinya ratusan korban lainnya ikut SBT.
“Kita menuntut pertanggungjawaban kepada koordinator, dan menuntut agar modal kami dikembalikan sesuai dengan kemampuannya. Di Kediri sendiri ada beberapa orang yang koordinator, dengan nominal uang sekitar ratusan miliar rupiah,” jelas Fahrudin Alwi, korban SBT asal Madiun.
Sementara koordinator SBT Ihya Ulumuddin tidak mau dikonfirmasi awak media. Ihya Ulumuddin langsung menutup pintu rumahnya usai pertemuan dengan para korban SBT.
(ameera/arramah.id)