JAKARTA (Arrahmah.com) – Di Indonesia, kiprah East-West Center tergolong cukup progresif. Sebelum ini, tahun 2008, lewat program ‘Partnership for Schools Leading Change’ (P4S) telah mengirim 45 pendidik dari 31 pondok pesantren di berbagai daerah di Indonesia untuk mengunjungi sekolah-sekolah di berbagai komunitas di seluruh AS.
Sebanyak 23 sekolah di Amerika berpartisipasi dalam program ini, berasal dari kota Berkeley, (California); Hilo (Hawaii); Eugene (Oregon); Hamilton (Ohio); Indianapolis (Indiana); Attleboro (Massachusetts); Bloomfield (Connecticut); Scarsdale (New York); Fayetteville (North Carolina); sampai Tampa (Florida).
Para peserta, beberapa di antaranya adalah ulama Muslim, pertama-tama berkumpul di Indonesia untuk acara orientasi, kemudian selama seminggu menghadiri lokakarya “best practices” di kampus East-West Center di Honolulu, sebelum menuju sekolah-sekolah yang akan mereka kunjungi.
Kemudian mereka akan kembali ke Honolulu untuk membandingkan hasil kunjungan mereka dan berkeliling ke beberapa sekolah setempat – di antaranya Lolani, La Pietra, Punahou, Academy of the Pacific, dan Pacific Buddhist Academy – sebelum kembali ke Indonesia.
Selain itu, para pengasuh pesantren ini akan tinggal selama dua minggu mengunjungi sekolah-sekolah di 11 negara bagian AS sebagai bagian dari program East-West Center yang dirancang untuk memupuk saling pengertian antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Dalam situs web resminya, East-West Center mengaku, program Partnership for Schools Leading Change (P4S) ini didanai oleh Biro Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar Negeri AS. Program P4S diselenggarakan oleh East West Center dengan dukungan dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain dari pemerintah Amerika, donatur lain dari The Ford Foundation, The East West Centre, The World Wildlife Fund, dan The GE Foundation. (hdytlh/arrahmah.com)