Pemberitaan tentang pembantaian Zionis Israel terhadap warga Palestina seperti tenggelam setelah Israel melancarkan operasi militernya ke Libanon Selatan. Padahal, jumlah korban meninggal di pihak Palestina juga sangat memprihatinkan dan butuh perhatian serius.
Jumlah syuhada yang gugur di kota Ghaza, sejak Israel melancarkan operasi “Hujan di Musim Panas” pascapenculikan seorang prajurit Israel bernama Ghilad Shalit (15 Juni), mencapai angka 201 orang dan 825 orang terluka.
Menurut kementerian kesehatan Palestina, sebanyak 56 orang dari 201 syuhada, adalah anak-anak di bawah umur, sementara jumlah kaum wanita yang gugur mencapai 25 orang.
Menurut data resmi kementerian kesehatan, sebanyak 33 orang gugur tertembak peluru, 77 orang gugur karena ledakan bom rudal Israel dan 88 orang lainnya meninggal karena efek ledakan bom yang mengenai gedung-gedung.
“Sebanyak 70 orang datang ke rumah sakit dalam kondisi terputus sebagian tubuhnya. Sementara 5 orang warga sipil akhirnya meninggal di perbatasan Rafah karena wilayah tersebut ditutup oleh Israel selama beberapa hari,” demikian isi pernyataan kantor kementerian kesehatan Palestina.
Jumlah korban terluka di Ghaza kini masih terus bertambah. Dari total 825 orang terluka, sebanyak 288 di antaranya adalah anak-anak di bawah umur. Sementara jumlah kaum wanita yang terluka sebanyak 90 orang. Selain itu, sebanyak 61 orang sipil terluka akibat tembakan peluru tajam, dan sebanyak 637 orang dilarikan ke rumah sakit akibat terkena rudal Israel. (era)