BISHKEK (Arrahmah.com) – Puluhan aktivis berdemonstrasi di depat Departemen Pendidikan Kyrgyzstan meminta pemerintah untuk mengizinkan penggunaan hijab (kerudung) di sekolah-sekolah, kantor berita Kyrgyzstan, RFE/RL, melaporkan.
Menteri Pendidikan, Kanat Sadykov, kemudian melakukan pertemuan dengan beberapa perwakilan dmeonstran di Bishkek, namun hasil pertemuan tersebut tidak dipublikasikan.
Pengorganisasi protes, Duishon Abdyldaev, yang memimpin ornop Reason and Conscience, menyatakan kepada RFE/RL bahwa demonstrasi tersebut akan menyebar ke seluruh bagian Kyrgyzstan pada 23 September mendatang jika para muslimah yang mengenakan kerudung tetap dikeluarkan dan tidak diizinkan untuk masuk kelas.
Pada 15 September lalu, Kanat Turdukojoev, seorang imam di desa utara Orto-Oruktu, mengajukan gugatan terhadap sekolah yang melarang putrinya untuk menggunakan kerudung.
Sementara itu, LSM Mutakallim, yang selama ini giat mempertahankan hak-hak perempuan Muslim Kyrgyzstan, mengadakan pertemuan pada 13 September. Ketua Mutakallim, Jamal Frontbek-Kyzy menyatakan bahwa mengenakan kerudung benar-benar didiskriminasi.
Frontbek-Kyzy juga menyatakan bahwa saat tahun ajaran dimulai pada 1 September ini banya muslimah yang dipaksa untuk melepaskan kerudung mereka di sekolah atau dipulangkan dengan paksa jika mereka menolak larangan tersebut.
Pejabat Departemen Pendidikan dan Sains menegaskan bahwa negara sudah jelas mengatur seragam sekolah menengah, dan seragam tersebut tanpa hijab atau kerudung. (althaf/arrahmah.com)