WASHINGTON (Arrahmah.com) – Bukan hanya wacana bahwa Amerika Serikat (AS) sedang berada di ujung kebangkrutan, krisis ekonomi yang kian mencekik akibat lilitan hutang yang semakin menumpuk telah membuat warga Amerika merasakan kesulitan eknonomi yang kian memburuk.
Dalam statistik bagan online pada Februari 2012, yang diterbitkan oleh Kantor Senator Jeff Sessions menunjukkan bahwa AS adalah negara yang memiliki hutang per kapita tertinggi dibandingkan dengan negara-negara zona Euro, yang juga sedang berada dalam resesi.
Karenanya, banyak warga AS yang menginginkan pemerintahnya menghentikan atau mengurangi biaya perang di negara-negara yang sedang mereka serang, tentu negara-negara kaum Muslimin dalam hal ini, disebabkan oleh biaya perang AS yang sangat tinggi sehingga membuat negara itu melemah ekonominya.
Brent Budowsky, analis politik dan seorang kolumnis di surat kabar Hill, dalam wawancaranya dengan Presstv, menyinggung masalah pembunuhan yang sedang berlangsung terhadap sejumlah warga sipil Muslim di Yaman, Pakistan dan Somalia sebagai hasil dari operasi militer rahasia AS di negara-negara tersebut, ia mengatakan,”Publik di Amerika Serikat meletakkan tekanan terhadap para politisi di semua pihak untuk mereda dan untuk fokus kepada masalah-masalah ekonomi.”
Budowsky membuat poin untuk memulihkan kondisi ekonomi di AS dan seluruh Eropa, ia memperingatkan, “Kita semua akan bangkrut dan ada bahaya kuburan ekonomi.”
“Kami butuh solusi diplomatik dan politik untuk semua masalah ini. Kita semua akan kelaparan, miskin dan mati jika kita tidak mengubah ini segera. Ada banyak cara yang lebih baik untuk kita belanjakan daripada membunuh satu sama lain dan membuat masalah buruk kian memburuk secara ekonomi dan milliter,” tambahnya.
Selain itu, “Masyarakat menginginkan upaya lebih untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan dan memperbaiki pendidikan dan kesehatan serta mengurangi upaya dalam hal pembelanjaan militer yang kita sanggup beli dan bom.”
Budowsky berpendapat bahwa krisis yang disebabkan perlawanan AS terhadap jaringan kelompok Jihad di negara-negara kaum Muslimin perlu diselesaikan secara diplomatis dan menurutnya lebih baik bersatu untuk membuat hidup masyarakat dunia lebih baik.
Namun pemerintah AS yang selalu berbuat sesuka hati itu tak menggubris permintaan rakyatnya untuk menghentikan perang yang sedang dilancarkan, bahkan terus meningkatkan serangan dan jumlah pasukan militernya ke negara yang mereka jajah yang tentunya akan menambah besar tagihan biaya perang AS. (siraaj/arrahmah.com)