Arrahmah.com – Terjadinya detoksifikasi dan meningkatnya proses penyembuhan merupakan dua hal yang paling ditonjolkan oleh para ahli yang menganjurkan puasa.
Detoksifikasi adalah kemampuan tubuh untuk menetralisasi dan/atau mengeliminasi (mengenyahkan/membuang) zat-zat racun dari tubuh. Proses detoksifikasi tersebut terjadi pada usus besar, hati, ginjal, paru, kelenjar getah bening, serta kulit.
Ketika kita berpuasa di bulan Ramadhan, maka terjadi kesenjangan/ kekurangan/ menurunnya asupan makanan/enerji sehingga tubuh mengerahkan cadangan enerji yang ada untuk menggantikan kekurangan asupan enerji tersebut. Terjadi suatu proses yang disebut sebagai otolisis, yaitu tubuh mengurai cadangan lemaknya untuk dirubah menjadi enerji. Semakin kurang asupan enerji, maka semakin meningkat perombakan cadangan lemak tubuh ini.
Penimbunan lemak terjadi jika kelebihan asupan enerji pada seseorang yang tidak digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan, atau tidak dibuang oleh tubuh.
Ketika kita berpuasa di bulan Ramadhan maka cadangan lemak yang tertimbun akan dirubah/digunakan untuk memenuhi kebutuhan enerji harian kita, dimana bersamaan dalam proses ini sekaligus terjadi pelepasan bahan-bahan kimia yang terikat dalam lemak-lemak tersebut untuk kemudian akan dibuang/dienyahkan oleh organ-organ yang bertugas untuk melakukan detoksifikasi.
Bahan-bahan kimia tersebut misalnya insektisid DDT yang terikat dalam timbunan lemak akan dilepaskan saat berpuasa kemudian dibuang melalui ginjal/urine, tinja dan keringat. Hal ini terbukti misalnya dengan ditemukannya peningkatan ekskresi bahan-bahan kimia beracun tersebut dalam keringat.
Hal berikutnya mengenai manfaat puasa Ramadhan adalah terjadinya peningkatkan proses penyembuhan yang terjadi saat berpuasa.
Saat berpuasa, enerji yang sebelumnya digunakan/diperlukan untuk melakukan proses pencernaan, jadi dialihkan dari sistem pencernaan untuk digunakan dalam proses metabolisme dan sistem kekebalan.
Pertumbuhan sel-sel abnormal di tubuh misalnya tumor dan yang sejenisnya kurang mendapat dukungan dari suplai (didapatkannya) enerji dari cadangan tubuh dalam proses otolisis seperti yang dijelaskan di atas, sehingga kehidupannya rentan saat seseorang melakukan puasa selama bulan Ramadhan.
Lebih jauh lagi, produksi/sintesis protein untuk mengganti sel-sel yang rusak terjadi lebih efisien oleh karena terjadinya peningkatan kontrol genetik DNA/RNA yang mengatur proses ini menjadi lebih baik dan sempurna. Peningkatan efisiensi sintesis protein ini menyebabkan sel-sel, jaringan-jaringan, dan organ-organ tubuh menjadi lebih sehat.
Inilah sebabnya mengapa binatang-binatang berhenti makan saat mereka terluka, dan mengapa kita kehilangan nafsu makan saat sakit flu, oleh karena ketika seseorang berpuasa maka akan terjadi pengalihan enerji dari sistem pencernaan ke sistem kekebalan.
Sebagai tambahan, saat berpuasa terjadi penurunan pada temperatur tubuh. Hal ini merupakan akibat langsung dari penurunan tingkat metabolism dan fungsi-fungsi tubuh secara menyeluruh. Akibat lanjut dari penurunan kadar gula darang dan digunakannya cadangan glukosa yang terdapat dalam glikogen yang ada di hati, maka tingkat metabolic basal (BMR) menjadi berkurang agar supaya dapat terbentuk enerji yang cukup banyak. Hormon-hormon pertumbuhan juga dilepaskan saat berpuasa, oleh karena terjadi peningkatan efisiensi pada produksi hormone.
Terakhir, manfaat puasa yang sangat terbukti secara ilmiah adalah peremajaan tubuh dan memanjangnya umur harapan hidup. Fenomena ini sebagian merupakan akibat dari sejumlah manfaat-manfaat yang diterangkan tersebut di atas. Terjadinya perlambatan laju metabolisme, lebih efisiennya produksi protein, dan perbaikan system kekebalan, dan peningkatan produksi hormone-hormon, berperan pada manfaat jangka-panjang dari puasa ini.
Sebagai tambahan, hormone pertumbuhan yang dilepaskan lebih sering saat berpuasa, suatu hormon anti-penuaan juga diproduksi lebih efisien. Jadi, suatu cara untuk memperpanjang usia adalah dengan pengurangan nutrisi tanpa terjadi malnutrisi
Sebagai kesimpulan, tampaknya terdapat banyak alasan untuk melakukan puasa yang bermanfaat pada kesehatan seseorang. Tubuh manusia akan membersihkan racun-racun yang tertimbun dalam lemak tubuh sepanjang tahun. Tubuh akan memperbaiki dirinya selama berpuasa, dengan memperbaiki semua kerusakan organ-organ yang ada.
Dan terakhir, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa puasa yang teratur berperan dalam meningkatkan usia hidup. Namun demikian, para dokter memperingatkan untuk jangan berpuasa dalam jangka panjang tanpa pengawasan ahli.
Sebagai penutup, untuk mendapatkan antara lain manfaat-manfaat tersebut, maka dalam berpuasa, kita harus menjaga jumlah yang kita makan baik itu saat sahur ataupun saat/setelah berbuka. Kita harus menjaga bahwa jumlah kalori yang kita konsumsi/makan (yang masuk ke tubuh) memang total seharinya lebih sedikit/kecil dibandingkan total jumlah kalori pada hari-hari di luar puasa.
Namun tidak sedikit orang yang justru makan berlebihan saat/setelah berbuka, seakan-akan seperti “balas-dendam” atau untuk mengganti/mengkompensasi makanan yang tidak dikonsumsi pada siang harinya, sehingga selama/lepas bulan Ramadhan justru terjadi peningkatan berat badan, padahal untuk memperoleh manfaat-manfaat yang telah disebutkan di atas, seharusnyalah selama/lepas bulan Ramadhan justru perlu terjadi penurunan berat badan.
Sebagaimana tuntunan dari Rasulullah SAW, di antara adab makan adalah membagi perut menjadi tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas: “Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya”. [Dishahihkan oleh Albani dalam kitab silsilatus shahihah no: 2265]
Itu adalah tuntunan yang diajarkan oleh Nabi agar umatnya terjaga dari penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman, keterangan di atas menunjukkan dimakruhkan memperbanyak sebagaimana juga Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang mu’min makan dengan satu usus dan orang kafir makan dengan tujuh usus”. [HR. Bukhari no: 5393, Muslim 2060, 182]
Sebagai tambahan, untuk melakukan detoksifikasi perlu juga dipraktekkan sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang memakan tujuh biji kurma ajwa pada waktu pagi maka dia tidak membahayakan baginya racun atau sihir” ditambahkan oleh Al-Bukhari “pada hari itu sampai malamnya”.[ HR. Bukhari no: 5445 dan 5768, Muslim: 2047]
Wallahu a’lam bish-shawab.
Serial Puasa dan Kesehatan #1
Oleh: Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
http://www.arrahmah.com
filter your mind, get the truth