(Arrahmah.com) – Ramadhan telah datang menyapa kaum muslimin dengan syahdu. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan kali ini menjadi lebih istimewa dengan adanya pandemi Covid 19.
Sebagai seorang muslim yang taat, Covid 19 tentunya tidak akan menyurutkan niat kita untuk tetap menjalankan perintah puasa.
Tak dapat dipungkiri, berpuasa selama satu bulan penuh tentunya bukan hal yang mudah untuk dijalani terlebih dalam kondisi penuh keterbatasan ini. Daya tahan tubuh yang kuat sangat diperlukan untuk membentengi diri kita dari virus Covid 19.
Dengan tubuh yang cenderung melemah karena tidak adanya asupan nutrisi dan energi, apakah daya tahan tubuh kita akan terganggu sehingga kita akan rentan terhadap resiko infeksi Covid 19?
Selama berpuasa, kualitas dan kuantitas nutrisi yang dikonsumsi akan menurun. Namun tidaklah Allah SWT memerintahkan sesuatu melainkan ada kebaikan didalamnya.
Banyak penelitian menjelaskan meski pada saat tubuh terasa lemah selama puasa, tubuh akan menjalankan proses detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh seperti pengawet dan pewarna makanan. Selain dektosifikasi, puasa juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun.
Saat tubuh lapar, tubuh akan berjalan dalam mode hemat energi. Dalam kondisi ini tubuh mendaur ulang sel imun yang tidak diperlukan terutama sel-sel yang rusak. Hal ini sesuai dengan pernyataan peneliti Amerika yang menyebutkan bahwa rasa lapar akan memicu sel-sel induk tubuh memproduksi sel darah putih baru.
Sel darah putih merupakan bagian dari darah yang bertanggung jawab untuk melawan penyakit. Pada saat tubuh mendeteksi adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing lainnya, darah akan dibanjiri sel darah putih.
Produksi sel darah putih pada saat puasa inilah yang mendasari regenerasi sistem kekebalan tubuh sehingga otomatis akan meningkatkan daya tahan tubuh.
Sumber: halalcorner.id
(*/arrahmah.com)