KABUL (Arrahmah.id) — Universitas negeri di Afghanistan kembali dibuka pada Rabu (2/2/2022), pertama kalinya sejak Taliban berkuasa pada Agustus lalu.
Taliban belum secara resmi menjabarkan nasib mahasiswa perempuan, apakah diizinkan mengenyam pendidikan tinggi atau tidak. Namun, pejabat pendidikan Afghanistan mengatakan kepada Reuters mahasiswa perempuan diizinkan berkuliah dengan syarat menghadiri kelas terpisah dengan mahasiswa laki-laki.
Saksi mata di Kota Jalalabad menuturkan mahasiswi terlihat mendatangi Universitas Nangarhar pada Rabu pagi melalui gerbang terpisah dari mahasiswa.
Dilansir Reuters (2/2), Rektor Universitas Nangarhar, salah satu kampus negeri terbesar di Afghanistan, Khalil Ahmad Bihsudwal mengonfirmasi bahwa mahasiwa dan mahasiswi memang akan menghadiri kelas terpisah di kampusnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Afghanistan, Abdul Baqi Haqqani, telah mengumumkan rencana pembukaan kembali universitas negeri. Namun, saat itu Haqqani tak memaparkan jadwal pastinya.
Haqqani mengklaim krisis ekonomi dan jumlah kelas yang minim untuk pemisahan murid perempuan dan laki-laki menjadi penyebab keterlambatan pembukaan universitas.
Seorang pejabat pendidikan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media mengatakan universitas telah diberikan pilihan seperti memisahkan kelas mahasiswa dan mahasiswi atau menerapkan jam masuk yang berbeda.
Hari ini, hanya universitas negeri di provinsi tertentu dengan suhu lebih hangat yang dibuka. Sementara itu, kampus-kampus di daerah yang lebih dingin, termasuk Ibu Kota Kabul, akan dibuka mulai 26 Februari.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuji soal mahasiswi yang diizinkan masuk universitas hari ini.
“PBB menyambut baik pengumuman bahwa universitas negeri akan mulai dibuka kembali pada 2 Februari untuk semua siswa perempuan dan laki-laki. Sangat penting bahwa setiap orang muda memiliki akses yang sama terhadap pendidikan,” kata Misi PBB untuk Afghanistan melalui sebuah kicauan di Twitter. (hanoum/arrahmah.id)