(Arrahmah.com) Di antara hal yang tidak diragukan lagi adalah bahwa kondisi organisasi Al-Qaeda dan tabiat programnya di wilayah Azawad sekarang ini berbeda dengan sebelumnya. Hal itu karena melihat kondisi yang baru dan genting ini membawa ancaman yang menuntut kita untuk membuat gambaran baru untuk menentukan hubungan keorganisasian dengan gerakan Ansharuddin dan menentukan gaya kerja yang tepat yang dapat mengkombinasikan antara melanjutkan program jihad global kita dengan program melindungi dan mengembangkan proyek Islam di Azawad, serta menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan.
Juga karena mengkombinasikan dua tugas yang penting ini benar-benar rumit dan juga karena keputusan akhir itu sangat penting dan sangat membutuhkan perluasan musyawarah semaksimal mungkin; maka kami ajukan kepada kalian dua usulan pokok hasil kesimpulan kami setelah mengkaji persoalan ini dari berbagai sisinya. Kami berharap kalian menyampaikan pendapat kalian dan pendapat Syaikh Abul Fadl kepada kami mengenai mana yang paling tepat dari dua usulan tersebut:
Usulan pertama: Tetap mempertahankan Al-Qaeda dengan kepemimpinan yang terpisah dengan gerakan Ansharuddin, akan tetapi yang dipisah dan dibedakan adalah antara program internal dengan program eksternal organisasi (Al-Qaeda).
Adapun untuk program internal maka dalam hal ini kami ikut di bawah kepemimpinan Ansharuddin, di mana Amir kami tunduk kepada Amir mereka, pendapat kami tunduk kepada pendapat mereka. Dan yang kami maksud dengan program internal adalah semua program yang berkaitan dengan peran serta kami dalam memikul dan menjalankan tanggung jawab di wilayah-wilayah yang telah dikuasai.
Sedangkan program eksternal yang berkaitan dengan jihad global kami, maka kami independen dan kami akan berusaha kuat untuk tidak mengalamatkan sedikit pun dari program tersebut ataupun dari efek yang ditimbulkannya kepada mereka sebagaimana yang semestinya, sebagai bentuk penjagaan agar dampak-dampak negatifnya tidak mengenai proyek Daulah.
Usulan kedua: Melepaskan satu bagian Mujahidin Al-Qaeda dan menjadikan mereka berada di bawah kendali Amir Ansharuddin secara penuh untuk ikut serta dalam memikul tugas-tugas pengendalian kota-kota yang telah dibebaskan.
Sementara satu bagian lagi terpisah secara penuh dari Ansharuddin yang program jihadnya adalah khusus untuk di luar kawasan.
Dan dalam masalah ini (khusus untuk bagian yang pertama) kami mengusulkan agar ke depannya para ikhwah berusaha betul untuk menjaga kewarganegaraan mereka pada Daulah dengan cara mencantumkan dalam undang-undang Daulah yang akan datang, jika nanti berdiri, bahwa syarat pokok untuk mendapatkan kewarganegaraan Daulah ini adalah beragama Islam dan berjanji untuk mempertahankan masyarakat Islam ini baik ketika damai maupun ketika perang. Dengan begitu kita dapat mencegah segala upaya dan rekayasa untuk mengusir Al-Qaeda dan Muhajirin karena mereka telah menjadi warga Daulah sehingga tidak ada peluang lagi untuk diungkit-ungkit.
Adapun mengenai program Jihad, secara umum hendaknya program itu sesuai dengan strategi umum pimpinan pusat dan arahan-arahan yang tercantum dalam piagam organisasi terdahulu. Akan tetapi di sini kami tekankan mengenai dua patokan penting:
Pertama: Perlunya segera menghentikan program jihad dalam arti perang di bumi Azawad dan mencukupkan diri dengan program (operasi militer) eksternal (di luar wilayah kita), untuk periode ini.
Kedua: pentingnya keseimbangan pada setiap program jihad eksternal antara kadar keuntungan yang diharapkan dari program tersebut dan antara kadar kerugian yang dimungkinkan timbul di kawasan Azawad.
Sumber: Proyek Lokal Strategi Global Al Qaeda – Arahan Umum Proyek Islam dan Jihad di Azawad
Oleh: Yayasan Media Jihad An-Nukhbah
(banan/arrahmah.com)