KABUL (Arrahmah.com) – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berencana untuk membuat pos sipil di Kabul untuk melengkapi kinerja kepemimpinan AS dalam lembaga tersebut di Afghanistan.
Pengumuman mengenai pos sipil tersebut, kemungkinan besar dibuat pada 28 Januari bersamaan dengan hari pertama konferensi internasional Afghanistan yang akan diselenggarakan di London, kata para pejabat.
Pos ini diciptakan dengan dalih untuk mengarahkan aliran dana dan bantuan kepada provinsi-provinsi di Afghanistan, dan-jika perlu-lembaga ini bisa melangkahi wewenang dari pemerintah Afghan yang dikenal korup. Selain itu, divisi sipil inilah yang akan memainkan peran penting dalam upaya untuk membuat para ‘pemberontak’ berpindah haluan dan mengintegrasikan mereka kembali ke dalam masyarakat.
Seorang pejabat pemerintah Inggris mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa juga kemungkinan akan mengumumkan perwakilan khusus baru untuk mengurusi hal serupa ke Afghanistan pada saat konferensi London mendatang. Pemerintah Inggris menginginkan pertemuan itu menghasilkan strategi baru untuk mengubah arah gerak Taliban dan mengarahkan pemerintahan Presiden Hamid Karzai agar menjadi pemerintahan yang lebih efisien dan kompeten.
Para pejabat Amerika telah lama menganjurkan untuk para petinggi sipil internasional untuk bekerja sama dengan militernya dalam menghadapi perlawanan Taliban dan rakyat Afghanistan, serta mengawasi pembangunan ekonomi dan proses rekonstruksi yang sedang dilakukan oleh tim militernya. Langkah baru ini akan membantu mewujudkan apa yang disebut gelombang perkembangan sipil, menyediakan pengembangan dan rekonstruksi untuk distrik-distrik yang telah bersih dari ‘pemberontak’. Itu juga yang mendasari Jenderal AS Stanley McChrystal untuk menyertakan pendampingan sipil di Afghanistan sehingga lebih mudah bagi NATO untuk mengawasi aspek-aspek dari strategi perang melawan terornya.
Diskusi awal di antara negara-negara anggota NATO ini juga terkait dengan pembahasan kemungkinan memberikan posisi koordinator kepada Duta Besar AS, Karl Eikenberry, untuk mengefektifkan kerja yang para pejabat sipil AS dan NATO di Afghanistan.
Namun, negara-negara Eropa dan Kanada-yang menyediakan lebih dari sepertiga dari pasukan asing dalam tubuh NATO ini menentang Amerikanisasi upaya internasional di Afghanistan. (althaf/waj/aus/arrahmah.com)