Malaysia (arrahmah) – Sebuah waralaba supermarket di Malaysia memberi kesempatan konsumen untuk memboikot produk-produk Belanda sebagai protes terhadap film anti-Islam yang dibuat politisi sayap kanan Belanda, Geert Wilders.
Film itu memicu kecaman keras dari seluruh dunia Muslim, dan juga dikecam oleh organisasi internasional seperti PBB.
Wartawan BBC Frances Harrison mengatakan, beberapa perusahaan Belanda sangat khawatir akan pemboikotan produk mereka dan bahkan mengancam akan menggugat Wilders.
Empat puluh cabang dari salah satu waralaba pasar swalayan terbesar di Malaysia kini menandai produk-produk Belanda dengan tanda merah, agar konsumen bisa memboikotnya jika menghendakinya.
Toko-toko itu akan memasang papan dan poster pemberitahuan untuk menjelaskan bentuk protes itu hanya berlaku di Malaysia.
Jaringan supermarket itu membeli hampir barang-barang buatan Belanda senilai hampir 20 juta dollar, mulai dari susu, mentega dan keju hingga kosmetika serta barang elektronik.
Mantan Perdana Menteri Mahatir Mohammad yang masih kuat pengaruhnya di negara itu, menyerukan pemboikotan produk Belanda beberapa saat setelah film Geert Wilders dirilis di internet. Demikian juga beberapa organisasi Malaysia.
Melarang penayangan
Majelis yang mengatur urusan keagamaan di Malaysia mengutuk film tersebut sebagai upaya untuk merusak hubungan antara dunia Islam dan Barat. Partai yang berkuasa di Malaysia juga menyelenggarakan aksi protes kecil di luar kedutaan Belanda.
Pada hari Sabtu, beberapa perusahaan Belanda mengancam akan menggugat Wilders jika filmnya menyebabkan boikot barang komersial.
Kepala asosiasi perusahaan Belanda mengatakan kepada sebuah koran lokal bahwa aksi boikot akan mengancam ekspor karena perusahaan seperti Shell, Philips dan Unilever dikenali sebagai perusahaan Belanda.
Sementara itu, aksi protes menentang film karya politisi Belanda, Geert Wilders, yang dikatakan menghujat agama Islam, kembali berlangsung di luar kedutaan besar Kerajaan Belanda di Jakarta.
Film berjudul Fitna, yang diedarkan internet, menuduh agama Islam memicu kekerasan.
Unjuk rasa menentang film tersebut oleh beberapa puluh orang berlanjut setelah semalam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah melarang penayangan film itu.
Di Singapura, Majelis Agama Islam Singapura (MUIS) mengutuk, diproduksi dan dirilisnya video Geert Wilders. [bbc]