ISTANBUL (Arrahmah.com) – Polisi Turki bentrok dengan mahasiswa, Senin (4/1/2021). Bentrok terjadi dalam protes penunjukan rektor baru oleh Presiden Erdogan di salah satu universitas ternama di negara itu.
Mereka menuding Erdogan tidak demokratis setelah ia menunjuk Melih Bulu, anggota partainya yang memiliki gelar doktor dalam manajemen bisnis, sebagai rektor Universitas Bogazici di Istanbul. Tindakan tersebut memicu protes dari para mahasiswa dan akademisi.
Sebagaimana dilansir Reuters (5/1), rekaman di media sosial menunjukkan ratusan siswa membawa tanda-tanda yang menyerukan pengunduran diri Bulu. Mereka meneriakkan slogan-slogan termasuk “Melih Bulu bukan rektor kami” dan “Kami tidak ingin rektor diangkat negara”.
Beberapa mahasiswa menyegel salah satu gedung universitas. Rekaman selanjutnya menunjukkan siswa bentrok dengan pasukan keamanan di pintu masuk kampus.
Bulu, yang menurut media Turki melamar menjadi kandidat Partai AK yang berkuasa di Erdogan dalam pemilihan parlemen 2015, adalah rektor pertama yang dipilih dari luar universitas sejak kudeta militer di Turki pada 1980.
“Kami tidak menerimanya karena jelas melanggar kebebasan akademis dan otonomi ilmiah serta nilai-nilai demokrasi universitas kami,” ujar mahasiswa.
“Ini kasus terusan dari banyak praktik anti-demokrasi yang sedang berlangsung sejak 2016.”
Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan Partai AK yang dipimpin oleh Erdogan, Juru Bicara Partai Omer Celik membantah penunjukan itu tak demokratis. Ia tak sepaham jika hal tersebut dinilai pukulan terhadap kebebasan akademis.
“Setiap akademisi, seperti setiap orang, berhak atas opini politiknya. Kami tidak mendasarkan pengangkatan pada afiliasi politik akademisi,” katanya.
Sejauh ini pihak berwenang telah menangkap ribuan akademisi, pengacara, jurnalis, pegawai negeri sipil, dan anggota militer sebagai bagian dari tindakan keras tersebut.
Kritikus mengatakan pemerintah Erdogan telah menggunakan upaya kudeta sebagai dalih untuk membatalkan perbedaan pendapat. Pemerintah mengatakan tindakan itu diperlukan karena ancaman keamanan yang dihadapi Turki. (Hanoum/Arrahmah.com)