BERLIN (Arrahmah.com) – Klub Jerman FC Koln yang dijadwalkan membuka akademi sepak bola di Shenyang, Cina timur laut, membatalkan rencana bernilai 1,8 juta euro (sekitar Rp28 miliar) itu.
“kami memutuskan tak melanjutkan proyek ini karena situasi terakhir ini,” kata Presiden klub Werner Wolf dalam pernyataan pada Rabu (18/12), seraya menyebut perlunya evaluasi ulang terhadap alokasi sumber daya mereka.
Akademi ini merupakan bagian dari kesepakatan tahun 2016 antara pemerintah Jerman dan China, yang rencananya dilanjutkan hingga tahun 2021.
“Kita tak butuh China dalam olah raga,” kata mantan presiden klub Stefan Mueller-Roemer kepada koran lokal Koelner Stadt-Anzeiger.
Mueller-Roemer juga mengatakan bahwa hak asasi manusia sangat tak dihargai di China.
“China ingin menyedot ilmu kita tentang sepakbola, sama halnya seperti yang mereka lakukan di dunia bisnis. Ini terjadi karena pemimpin bisnis kita naif,” tandas Mueller-Roemer.
Diketahui, setelah pertandingan Arsenal akhir pekan lalu dibatalkan penayangannya di Cina, kini gelandang Arsenal Mesut Ozil dihilangkan dari gim Pro Evolution Soccer 2020 yang beredar di China.
Tindakan itu terjadi lantaran kritik Ozil terkait perlakukan terhadap minoritas Muslim Uighur di Cina.
Menurut perusahaan yang mengeluarkan gim Pro Evolution Soccer (PES) 2020, NetEase, Mesut Ozil dikeluarkan dari permainan yang populer di Asia itu karena komentarnya terkait Muslim Uighur.
“”Pesepak bola Jerman Ozil mengunggah pernyataan ekstrem mengenai Cina di media sosial,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
“Unggahan itu menyakiti perasaan penggemar di China dan mencederai semangat olah raga dan perdamaian. Kami tidak paham, tidak terima dan tidak memaafkaan hal ini.”
Ozil yang beragama Islam sempat menyebut Muslim Uighur di China sebagai “”pejuang yang menolak persekusi”.
Ia juga mengecam Cina maupun diamnya kaum Muslimin terhadap persoalan ini.
(ameera/arrahmah.com)