ISTANBUL (Arrahmah.com) – Berdasarkan sumber Turki, unjuk rasa massal terkait pembunuhan warga Chechnya dan Kaukasus di Turki diadakan di depan gedung konsulat Rusia di Istanbul, Turki pada Sabtu (24/9/2011) sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Ratusan orang berbaris menuju sarang teroris Rusia, setelah tiga warga Chechnya dibantai oleh FSB Rusia pada 16 September lalu.
Para pendemo diberhentikan oleh polisi 15 meter dari dinding gedung konsulat teroris Rusia. Pendemo mengatakan Rusia telah meluncurkan aksi teror berdarah di Turki.
Demonstran juga menuntut otoritas Turki untuk mengambil tindakan efisien dan tegas melawan terorisme Rusia.
Sebuah pernyataan yang dibacakan saat menggelar aksi unjuk rasa tersebut mengatakan :
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Kami muhajir Chechnya dan Kaukasus yang tinggal di Turki, datang ke sini dengan nama pembunuh saudara-saudara kami.
Pembunuh adalah Rusia, yang menumpahkan darah dan melakukan tindak teror terhadap orang Chechnya dan Kaukasus selama berabad-abad. Seluruh dunia akan bergidik menyaksikan kekejaman berdarah di Chechnya.
Teror berdarah Rusia mulai keluar dari Kaukasus, kini kami dibunuh di Qatar, Azerbaijan dan Turki.
Berjabat tangan dengan Erdogan di Moskow, Putin telah mengirim tangan pembunuhnya ke negara ini. Ini adalah wajah nyata Rusia dan rakyat Rusia.
Anak kami, saudara kami terus dibunuh. 250.000 warga Chechnya telah dibunuh selama 20 tahun terakhir, negara kami telah berubah menjadi kamp konsentrasi. Dan kata-kata Rusia menjadi sinonim bagi Chechnya untuk kematian dan teror.
Lebih dari 25.000 warga Chechnya dan Ingushetia ditahan di penjara penyiksaan Rusia. Mereka disiksa sampai mematahkan semangat rakyat dan untuk menanamkan rasa takut terhadap Rusia di hati. Tetapi mereka hanya mengisi kami dengan kebencian dan penghinaan untuk segalanya.
Tidak ada bangsa di dunia yang telah hancur begitu lama, selama berabad-abad. Dan tidak ada bangsa di dunia, kecuali Rusia yang akan menyiksa korbannya dengan kekejaman biadab dan kebencian.
Terkutuklah Rusia! Terkutuklah Putin dan boneka kotor di Kaukasus!
Kami tidak akan pernah menyerahkan tanah air kami.
Kematian saudara dan anak kami tidak akan menghentikan perjuangan kami untuk pembebasan Kaukasus. Teror berdarah Rusia tidak akan memaksa kami untuk meninggalkan perjuangan kemerdekaan.
Kami tidak akan menangis! Kami tidak akan lupa! dan kami tidak akan memaafkan!
Allahu akbar!
(haninmazaya/arrahmah.com)