LOMBOK (Arrahmah.com) – Puluhan korban gempa di Desa Bug Bug, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Senin (11/2/2019) mendatangi kantor desa. Mereka mengaku kecewa karena bantuan gempa yang dijanjikan hingga saat ini belum direalisasi.
Hingga memasuki bulan kedua tahun 2019 ini, tak ada satupun nama mereka masuk dalam daftar korban gempa penerima bantuan rumah.
Mereka bahkan belum menerima buku rekening seperti yang dijanjikan Presiden Jokowi. Sampai saat ini, mereka masih tinggal di tenda yang dibangun di pelataran rumah mereka yang belum terbangun.
Warga yang berunjuk rasa itu adalah warga dari lima dusun di Desa Bug Bug yang sebagian besar ibu ibu. Mereka membawa poster dari kardus bekas yang ditulisi spidol hitam.
“Ulang pendataan rumah korban gempa”, “Copot staf desa dan ganti”, demikian pernyataan yang tertulis di karton.
“Kami tidak terima, kami sudah capek tinggal di tenda, kami butuh rumah, tapi kenapa nama nama kami tak ada yang tercantum di daftar penerima bantuan, ini tidak bisa dibiarkan,” teriak, Siti Sakrah, salah satu peserta unjuk rasa di depan teras kantor desa.
Sakrah terus berteriak-teriak sambil memukul dadanya, karena sangat kecewa dan kesal. Dia bahkan menuduh pihak desa tidak transparan dalam mendata nama-nama mereka.
Tak hanya Sakrah, Nunung yang juga korban gempa dari Dusun Bug Bug Timur, mengaku telah berkali kali didata, rumahnya yang hancur difoto, dimintai KTP, tapi semua sia-sia tak ada kabar beritanya.
“Kami lelah dibohongi, nama suami saya sebagai penerima bantuan rumah tidak ada, ini semua membuat kami kecewa dan marah, kami ini korban, mana janji bapak Jokowi itu pada kami,” ungkapnya.
Para suami dari ibu-ibu yang berunjuk rasa itu diterima Sekretaris Desa Bug Bug Abdul Mujib. Mereka meminta penjelasan soal pendataan yang tidak menyeluruh terhadap warga.
(ameera/arrahmah.com)