SRINAGAR (Arrahmah.com) – Untuk hari kedua berturut-turut pada Sabtu (10/8/2019), Srinagar menjadi saksi protes terhadap keputusan pemerintah India untuk mencabut Pasal 370 dari konstitusi yang memberikan status otonom kepada negara bagian Jammu dan Kashmir.
Protes terjadi di Soura, selatan Srinagar. Pasukan paramiliter mengejar para pemrotes dan melepaskan tembakan ke udara. Para pengunjuk rasa menolak untuk berbicara dengan media, sebagai sikap marah pada media karena tidak menunjukkan gambaran nyata perlawanan.
Juga pada Jumat (9/8), di daerah yang sama terjadi perlawanan massal dengan setidaknya 20.000 orang turun ke jalan-jalan setelah shalat Jumat.
Puluhan orang diyakini terluka. Beberapa orang dengan cedera mata akibat pelet dilaporkan telah dirawat di rumah sakit yang berbeda di ibukota Srinagar.
“Kami sedang menuju Eidgah (alun-alun) dalam prosesi damai ketika pasukan paramiliter mulai menembak.
“Awalnya, mereka menembakkan pelet dan kemudian mereka mulai menembakkan peluru. Banyak orang terluka parah.“
“Di antara yang terluka ada beberapa orang tua dan anak-anak. Saya melihat seorang gadis muda juga terbaring cedera. Sementara saya terkena pukulan di kaki,” kata pria itu.
Pemerintah daerah pada awalnya membantah laporan tentang protes. Kemudian, diakui bahwa ada “insiden kecil dan beberapa cedera.”
Berbicara kepada Arab News, S. J. M. Gillani, direktur jenderal tambahan kepolisian, mengklaim, “Itu adalah prosesi kecil dan tidak ada cedera serius. Kami tidak menembaki siapa pun. Kami menggunakan gas air mata.”
Namun, seorang jurnalis foto lokal (dengan syarat anonim) mengatakan kepada Arab News bahwa “pasukan paramiliter pertama-tama menembak ke udara, dan kemudian menembak tanpa pandang bulu ke arah kerumunan, menyebabkan luka-luka.”
“Ada lebih dari puluhan korban yang terkena luka peluru dan pelet,” kata wartawan itu. (Althaf/arrahmah.com)