PARIS (Arrahmah.com) – Kepolisian Prancis menangkap lebih dari 100 warga muslim saat melakukan demonstrasi memprotes film anti-Islam di depan gedung Kedubes AS untuk Prancis di ibukota Paris, Sabtu (15/9/2012).
Kepolisian negara penjajah salibis Prancis menangkap para demonstran muslim tersebut dengan tuduhan tidak mendapat izin untuk melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Kedubes AS, yang berdekatan dengan Istana Kepresidenan Prancis.
Sumber di kepolisian Pransis menyebutkan aparat kepolisian telah membuat barikade sekitar 300 meter di depan gedung Kedubes AS. Sumber itu menegaskan para demonstran tidak bisa mendekati gedung Kedubes AS dan Istana Kepresidenan Prancis.
“Berdasar penyelidikan awal, puluhan laki-laki, perempuan dan anak-anak termasuk kelompok salafi, melakukan aksi demonstrasi ilegal di sekitar gedung Kedubes AS. Mereka terlibat keributan dengan aparat kepolisian yang membubarkan mereka.” ujar sumber di kepolisian Prancis.
Selama beberapa hari terakhir, seluruh dunia Islam dari Kairawan, Tunisia di ujung barat benua Afrika sampai Sidney, Australia di ujung timur dunia dilanda demonstrasi kaum muslimin. Mereka memprotes film “Innocence of Muslims” karya Yahudi-Kristen AS yang berisi pelecehan dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam.
Atas nama kebebasan seni, kebebasan berekspresi, HAM dan demokrasi, negara salibis AS dan Barat memberi peluang selebar-lebarnya bagi kelompok Yahudi, Kristen dan paganis untuk melecehkan Islam. Namun jika umat Islam melakukan aksi protes karena membela kehormatan agamanya, aparat keamanan AS dan Barat menangkap dan menyiksa mereka. Inilah wajah demokrasi yang sesungguhnya. (muhib almajdi/arrahmah.com)