KAIRO (Arrahmah.com) – Aliansi Pro Legitimasi dan Anti Kudeta menggelar protes nasional besar-besaran pada Jum’at (5/9/2014) di Mesir dalam menanggapi semakin memburuknya kondisi kehidupan di negara itu dan pemadaman listrik yang terus terjadi.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi unjuk rasa yang mengusung tema “Revolusi Sampai Menang”
Para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel yang menentang krisis listrik, kenaikan harga dan penurunan tingkat pelayanan publik.
Di Provinsi Al-Menya, Aliansi tersebut menggelar pawai di Dalga, Deir Mowas dan kota Samalaout. Mereka mengecam kondisi kehidupan Mesir yang memburuk sejak kudeta dan pemadaman listrik yang terus menerus terjadi.
Di Kairo, pendukung Mursi menggelar aksi unjuk rasa di Naser City, Ain Shams, Matariya, Muhandisin, Maadi dan Hilwan. Mereka memprotes pemadaman listrik yang secara rutin terjadi dan menyerukan kepada penguasa saat ini untuk turun dari kursi kekuasaanya atas kegagalan mereka dalam menyelesaikan masalah yang sangat mendesak di Mesir.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa di Ain Shams (Kairo timur) untuk mencegah mereka semakin bergerak maju, dan mengepung jalan-jalan di sekitar lokasi itu.
Di Provinsi Giza, Aliansi dan kelompok oposisi lainnya menggelar 13 aksi protes yang menentang kekuasaan militer dan krisis ekonomi yang melanda Mesir. Pawai tersebut bergerak dari Oussim, Om Dinar, Muhandisin, Embaba, Nahya, Faisal, Haram, Umraniya, Al-Munib, 6 Oktober, Sheikh Zayid, Hawamdiya, dan al-Saff.
Begitu pula di Alexandria, para pengunjuk rasa melakukan pawai untuk memprotes krisis listrik yang melanda negara itu dan buruknya kinerja pemerintah saat ini.
Para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel: “Di mana lampu, di mana lampu … Mereka memutus air dan lampu,” “revolusi kaum miskin akan datang,”. Mereka juga mengacungkan Rabaa (empat jari) dan membawa foto-foto dari para korban pembantaian Rabaa dan Nahda, dan foto-foto para tahanan politik.
Di Beni Sweif, pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel yang menentang polisi dan militer dan menyerukan pembebasan para tahanan politik. Mereka juga mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak keamanan Mesir kepada para demonstran, dan menyerukan diakhirinya kekuasaan militer dan penempatan kembali Mursi sebagai presiden Mesir yang sah.
Di beberapa tempat, para pengunjuk rasa melambaikan foto mantan menteri penyediaan kebutuhan pokok Bassem Ouda, yang saat ini sedang menghadapi hukuman mati. Di foto itu mereka menuliskan: “Kemenangan rakyat miskin”.
Di Suez, Aliansi itu mengadakan pawai di Arbayeen Square. Mereka menuding pemerintah telah gagal dalam menyediakan pelayanan dasar publik, seperti listrik.
Di Provinsi Gharbeya, Dakahliya, Sharqiya dan Beheira, Aliansi itu mengorganisir protes yang menentang kekuasaan militer dan kudeta. Mereka meneriakkan yel-yel: “Turunkan kekuasaan militer”, “Kudeta adalah terorisme yang nyata”.
(ameera/arrahmah.com)