SRINAGAR (Arrahmah.com) – Protes besar-besaran anti-India telah meletus di bagian selatan Kashmir yang diduduki India setelah pembunuhan sedikitnya 13 pejuang.
Polisi mengatakan pada Ahad (1/4/2018) bahwa para “pemberontak” tewas dalam tiga pertempuran senjata terpisah di desa Dialgam, Dragad dan Kachdora.
Swayam Prakash Pani, kepala polisi boneka Kashmir mengatakan kepada Al Jazeera bahwa delapan pejuang tewas dalam pertempuran di Dialgam dan Dragad, dan lima lainya tewas di Kachdora.
“Pertempuran selesai,” klaim Shesh Paul Vaid, kepala kepolisian boneka Kashmir dalam sebuah posting di Twitter, menambahkan bahwa tiga tentara juga tewas dalam pertempuran itu.
“Sayangnya batu yang dilempari di sekitar lokasi pertempuran menelan kematian empat warga sipil,” klaimnya.
Satu sipil yang menjadi korban adalah pemilik rumah di desa Dragad, di mana rumah tersebut diklaim sebagai tempat persembunyian para “pemberontak”.
Polisi mengklaim bahwa di antara para “pemberontak” yang tewas adalah komandan utama.
Sementara itu, setidaknya 25 warga sipil menderita luka tembakan pelet, sementara enam lainnya dirawat karena luka peluru tajam. Penduduk setempat, bagaimanapun, mengatakan bahwa jumlah korban luka jauh lebih tinggi dari yang diumumkan polisi.
Untuk mencegah demonstrasi, pihak berwenang telah membatasi akses ke internet di wilayah tersebut.
Bentrokan berkelanjutan
Penduduk setempat mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sejumlah besar orang dari desa terdekat turun ke jalan dan berbaris menuju lokasi pertempuran untuk membantu pejuang melarikan diri, yang kemudian memicu bentrokan.
“Pasukan menembaki peluru tajam ke warga sipil. Beberapa pemuda terluka di bagian mata mereka, dua orang tertembak di depan mata saya,” ujar penduduk deda, Manzoor Ahmad dari Shopian, mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon.
“Banyak rumah sipil juga telah rusak. Berapa lama pertumpahan darah ini akan berlanjut, kami lelah.”
Protes menyebar ke beberapa desa di Kashmir selatan. Menurut pejabat rumah sakit, setidaknya tiga lusin warga sipil terluka dalam bentrokan yang berlangsung antara pemuda yang melempar batu dengan pasukan India.
Ratusan paramiliter telah bergegas ke daerah-daerah yang bergejolak di kawasan itu, termasuk kota utama Srinagar, dikerahkan di jalan-jalan dan mencegah orang-orang mengambil bagian dalam protes.
Desa-desa di Kashmir selatan termasuk Shopian, Pulwama dan Anantnag telah menjadi benteng pejuang Kashmir sejak Juli 2016 setelah pembunuhan komandan peuang, Burhan Wani.
Pembunuhan Wani memicu protes yang meluasi di wilayah itu selama lima bulan, di mana lebih dari 100 warga sipil Kashmir tewas dan ratusan orang kehilangan mata mereka karena senjata pelet yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan. (haninmazaya/arrahmah.com)