RABAT (Arrahmah.com) – Ribuat warga Maroko kembali berarak di jalanan menyeru perubahan politik yang fundamental daripada sekedar reformasi. Para demonstran meminta agar Raja Muhammad VI segera turun dari kekuasaan.
Demonstrasi berlangsung di kota terbesar di Casablanca, Tangiers, Marakesh, dan ibukota Rabat pada hari Minggu (25/9/2011), lansir AFP.
Demonstrasi tersebut diorganisasikan oleh gerakan 20 Februari, tanggal pemberontakan bermula di Maroko yang terinpirasi oleh aksi serupa di Tunisia dan Mesir.
Para demonstran mendesak pemerintah untuk memerangi korupsi dan menyerukan keadilan sosial.
Sementara di Rabat, para demonstran juga mendesak pemerintah agar segera membebaskan para tahanan yang ditangkap selama aksi protes di kota Casablanca bulan Juni lalu.
Raja sempat mengajukan reformasi yang diikuti oleh sebuah referendum pada tanggal 1 Juli. Namun, sejumlah kritikus menyatakan keyakinan mereka bahwa referendum tersebut tidak membawa perubahan apapun.
Reformasi tersebut berisi transfer sebagian kekuasaan dari raja kepada perdana menteri dan parlemen, namun raja tetap merupakan kepala negara, kepala militer, dan otoritas relijius di negaranya.
Pemerintah Maroko telah mengumumkan bahwa pemilihan umum legislatif akan dilaksanakan November mendatang. (althaf/arrahmah.com)