ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Ratusan pengunjuk rasa beraksi di ibukota Pakistan, Islamabad, mengancam akan memblokade kota kecuali negara itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda karena kompetisi kartun yang dianggap menghujat Islam.
Para pengunjuk rasa memulai hari kedua dari perjalanan mereka ke ibukota dari kota Lahore pada Kamis (30/8/2018).
Partai Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) memprotes kontes kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad saw oleh pemimpin oposisi Belanda, Geert Wilders, seorang provokator yang terkenal.
Pemerintah Belanda telah menyatakan bahwa pihaknya tidak terkait dengan kompetisi ini. Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengklarifikasi bahwa Wilders bukan anggota pemerintah.
“Kompetisi bukan inisiatif pemerintah,” katanya pada konferensi pers pekan lalu.
Namun, pemerintah Belanda menyatakan bahwa melarang kontes ini akan menjadi pelanggaran terhadap hak kebebasan berekspresi.
Menteri Luar Negeri Stef Blok mengulang komentar Rutte.
“Belanda sangat menganut kebebasan berbicara, tetapi kami juga menghormati agama,” kata Blok menurut kantor berita Belanda, ANP.
Dia menambahkan, meski kompetisi ini “tidak akan menjadi pilihannya” tetapi tidak ada rencana untuk melarang kegiatan tersebut.
Wilders memimpin oposisi, Partai Kebebasan Belanda (PVV) dan dikenal karena pidato-pidatonya yang membenci imigrasi dan Islam.
Politisi sayap kanan ini mengatakan kepada media Belanda bahwa kontes itu tidak diadakan “untuk memprovokasi, tetapi untuk menunjukkan sikap untuk membela kebebasan berbicara”.
Pada Selasa (28/8), polisi Belanda menangkap seorang pria yang dituduh berkomplot untuk membunuh Wilders.
Ijaz Ashrafi, juru bicara TLP, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa partainya siap untuk mengulang blokade seperti November lalu jika tuntutan mereka agar Pakistan memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda tidak dipenuhi.
“Masalah ini harus diselesaikan secara darurat, kalau tidak kita akan keluar di jalanan,” katanya sesaat sebelum protes. “Saya tidak keberatan jika saya mati, tetapi tidak ada yang bisa mencemarkan Nabi.” (Althaf/arrahmah.com)