MELBOURNE (Arrahmah.com) – Permusuhan dan sentimen anti-Islam meletus di jalan-jalan Australia untuk hari kedua pada Ahad (19/7/2015) saat unjuk rasa itu melakukan pawai yang berlanjut di beberapa tempat di seluruh Australia, sebagaimana dilansir oleh Anadolu Agency.
Di jalan-jalan Canberra, Sydney, Perth, Brisbane dan banyak tempat lainnya, pengunjuk rasa anti-rasisme berkonfrontasi dengan kelompok sayap kanan anti-Islam.
Ancaman kekerasan itu bertemu dengan kehadiran sejumlah besar pasukan polisi berseragam.
Di Sydney pasukan polisi berkuda berusaha untuk memisahkan massa demonstran dari kedua belah pihak yang marah dan meneriakkan yel-yel.
Massa anti-Islam membawa spanduk dan meneriakkan kata: “Usir Muslim!” dan “Larang burqa yang merupakan simbol penindasan,”
Sebaliknya, anti-rasisme membawa spanduk yang bertuliskan: “Hei rasis, pulanglah!”, “Nazi enyahlah dari jalan-jalan kami!”, “Katakan tidak untuk kebodohan!”.
Aktivis anti-rasisme mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa selama pawai pada Sabtu (18/7) di Melbourne pasukan polisi telah melakukan “kekerasan fisik” dan semprotan merica yang disemprotkan tanpa pandang bulu ke tengah-tengah kerumunan massa.
Laporan itu mengklaim bahwa lebih dari 100 orang memerlukan pengobatan.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Melbourne Street Medic Collective dan dikirim ke Anadolu Agency oleh salah satu penyelenggara “Kampanye Melawan Rasisme dan Fasisme,” menyatakan bahwa semprotan pedas itu digunakan atas “orang terluka yang berjuang untuk bernapas, yang sedang pingsan, dan menunggu ambulans.”
Juru bicara Dewan Islam Victoria, Kuranda Seyit, yang menghadiri pawai pada Sabtu (18/7) di Melbourne, mengatakan bahwa penggunaan semprotan merica oleh polisi adalah “over-reaksi.”
Seyit mengungkapkan kesedihannya atas kekerasan yang terjadi dan kurangnya kesopanan yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak.
Di Melbourne pada Sabtu (18/7) ada empat orang ditangkap, sementara pada Ahad (19/7) ada lima orang yang ditangkap saat pengunjuk rasa dari kelompok anti-Muslim “Reclaim Australia” dan sekelompok anti-rasis yang mengusung bendera “Tidak ada Ruang untuk Rasisme,” bentrok di Martin.
Pengunjuk rasa dari anti-rasis Ben Cooper mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa di Sydney sejumlah peserta pawai turun ke jalan-jalan di Melbourne, di mana diperkirakan jumlah itu 10 banding 1 yang mendukung kelompok anti-rasis.
“Ada sekitar 100 aktivis Reclaim Australia di Sydney dan 600 dari kita yang menentang mereka,” kata Cooper.
“Saya juga prihatin dengan pandangan ekstremis fanatik dari Reclaim Australia dan agenda mereka.”
Penyelenggara kampanye “Tidak ada Ruang untuk Rasisme” Mel Gregson mengatakan bahwa pesan yang mereka coba kampanyekan adalah bahwa rasisme dan Islamophobia yang meningkat itu berbahaya, dan tidak hanya untuk ummat Islam tetapi semua kelompok minoritas.
(ameera/arrahmah.com)