ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Ratusan warga dan para aktivis Islam Pakistan turun ke jalan-jalan di Pakistan pada hari Jumat (24/2/2012) dan memprotes pembakaran Al Quran di pangkalan militer AS di Afghanistan.
Para demonstran meneriakkan slogan “Matilah Amerika!” dan meminta para penguasa Pakistan yang menjadi sekutu AS dalam perang di Afghanistan untuk untuk mengundurkan diri. Unjuk rasa diselenggarakan di Islamabad, Karachi dan Multan, menurut laporan wartawan.
Di Islamabad, sekretaris umum dari Jamiat Ulema-e-Islam (JUI) menuntut agar dunia Islam meninjau hubungan dengan Amerika Serikat.
“Kami tidak akan mengizinkan Amerika untuk mengejek agama kami dan kitab suci kami, Al Quran,” kata Maulana Abdul Ghafoor Haideri. Ia meminta Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk mengadakan sidang khusus dalam rangka mengutuk insiden itu.
Kementerian luar negeri mengutuk keras aksi pembakaran ini, dan menekankan bahwa “tindakan itu benar-benar tidak bertanggung jawab dan tercela”.
“Atas nama pemerintah dan rakyat Pakistan, kami mengutuk penodaan Al-Quran di Afghanistan,” kata juru bicara kemenlu Pakistan, Abdul Basit, pada wartawan.
Di Karachi, ratusan aktivis Jamaat-ud-Dawa meneriakkan “Matilah Amerika”.
“Hanya ada satu hal untuk Amerika, jihad dan hanya jihad,” teriak mereka.
“Matilah Amerika, matilah sekutu-sekutu Amerika!”
Para demonstran membawa bendera dengan garis-garis hitam dan putih dan bertuliskan “Laa ilaaha illallaah”.
Sementara itu, Presiden AS, Barack Obam, pada Kamis (23/2) meminta maaf atas insiden itu.
“Kami tidak menerima permintaan maaf Obama. Muslim tidak menerima permintaan maafnya, karena hal itu tidak lain hanyalah lelucon,” kata Naveed Qamar, kepala Jud di Karachi.
“Amerika yang sengaja memprovokasi kita,” tambahnya.
“Sekarang terserah pada para penguasa, apakah mereka akan terus menjadi budak Amerika atau menjadi budak nabi kita tercinta.”
Di Afghanistan, sedikitnya 15 orang, termasuk dua tentara Amerika, tewas dalam tiga hari protes anti-AS.
Hubungan Pakistan dengan Amerika Serikat secara drastis memburuk tahun lalu setelah serangan rahasia Amerika yang menewaskan Syaikh Usamah bin Laden dan serangan udara AS yang menewaskan 24 tentara Pakistan di sepanjang perbatasan Afghanistan. (althaf/arrahmah.com)