(Arrahmah.com) – The Sunday Times baru-baru ini mempublikasikan wawancara yang mereka klaim dilakukan dengan dua senior Imarah Islam Afghanistan. Theunjustmedia mengecek kebenaran akan hal tersebut dengan menghubungi jurubicara Imarah Islam Afghanistan, Zabiullah Mujahid.
Theunjustmedia (tum) : Baru-baru ini, The Sunday Times mempublikasikan wawancara yang mereka klaim dilakukan oleh dua senior Imarah Islam Afghanistan dan seorang jurnalis Afghan, kutipan dalam wawancara tersebut seperti ini :
“Pemimpin tertinggi Taliban, Mullah Mohammad Omar, telah mengindikasikan bahwa dirinya dan pengikutnya mungkin akan menyetujui pembicaraan damai dengan politikus Barat. Dalam wawancara dengan The Sunday Times, dua senior pergerakan Islam tersebut menyiarkan pesan dari Quetta Shura, bahwa Mullah Omar tidak lagi bertujuan untuk mengatur Afghanistan. Mereka mengatakan bahwa mereka tengah mempersiapkan diri untuk pembicaraan yang “jujur dan tulus”.
Dalam pertemuan yang dilakukan pada tengah malam di wilayah yang dikuasai Taliban, pemimpin Taliban mengatakan pada harian tersebut bahwa kampanye militer mereka hanya untuk tiga objek : penegakkan kembali syariat Islam, pengusiran terhadap tentara asing dan perbaikan keamanan.
“Mullah Omara tidak lagi tertarik dengan politik atau pemerintahan,” ujar “Mullah Abdul Rashid” yang menggunakan nama samaran untuk melindungi identitasnya.
“Seluruh Mujahidin berusaha mengusir keluar seluruh tentara asing, tentara pendudukan dari Afghanistan dan mereka akan memperbaiki konstitusi. Kami tidak tertarik untuk menjalankan negeri ini selama hal tersebut belum terwujud.”
Wawancara tersebut dilakukan oleh seorang jurnalis Afghan yang bekerja untuk The Sunday Times, yang mewawancarai dua anggota Shura Imarah Islam Afghanistan yang mengaturaktivitas di seluruh wilayah Afghanistan Selatan, termasuk Kandahar dan Helmand.
Pertanyaan yang ingin saya sampaikan, apakah wawancara ini benar dilakukan?
Zabiullah Mujahid (ZM) : Tidak, wawancara ini tidak pernah ada, wawancara antara The Sunday Times dengan Imarah Islam Afghanistan adalah sebuah kebohongan.
TUM : Apa komentara anda mengenai isi dari propaganda murahan tersebut, apakah penjajah menggunakan cara ini untuk mengalihkan informasi sebenarnya dihadapan massa?
ZM : Ini adalah pertanyaan bagus, dan aku merasa bahwa perhatian penduduk dunia seharusnya mempertanyakan siapa dibalik propaganda ini, keuntungan apa yang hendak mereka tarik dari kebohongan mengenai Imarah ISlam Afghanistan. Aku pikir publik akan menghubungi The Sunday times dan menanyakan mereka mengapa mereka menyebarkan informasi palsu, juga media lain akan menyorot penipuan The Sunday Times kepada pembacanya. (haninmazaya/tum/arrahmah.com)