TEL AVIV (Arrahmah.com) – Parlemen Knesset “Israel” secara resmi telah mengesahkan pemerintahan yang baru pada Ahad (13/6/2021). Parlemen “Israel” juga mengangkat Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri baru menggantikan Benjamin Netanyahu yang telah berkuasa selama 12 tahun.
Bennett (49), telah dikenal selama beberapa tahun terakhir sebagai seorang politisi sayap kanan garis keras yang sangat mendukung pembangunan pemukiman ilegal di wilayah Palestina.
Beberapa kali Bennet telah menyuarakan pidato kebencian terhadap Palestina dan secara terang-terangan menolak dengan keras konsep negara Palestina.
“Selama saya memiliki kekuatan dan kendali, saya tidak akan menyerahkan satu sentimeter pun tanah ‘Israel’,” kata Bennett dalam sebuah wawancara pada Februari 2021.
Bennett memasuki dunia politik pada tahun 2005 sebagai wakil pemimpin Partai Likuid Benjamin Netanyahu, dan sejak saat itu ia menjabat berbagai posisi penting di pemerintahan, seperti Menteri Pertahanan, Menteri Ekonomi, dan Menteri Pendidikan.
Bennett berpendapat bahwa “Israel” harus mencaplok bagian dari wilayah Palestina yang diduduki di Tepi Barat.
Pada tahun 2012, Bennett terpilih sebagai pemimpin partai Rumah Yahudi, kemudian ia pindah dan membentuk partai sayap kanan Yamina pada 2020 dan mengambil bagian dalam koalisi yang dipimpin oleh Netanyahu.
Pada pemilihan umum yang digelar Maret lalu, partai Yamina yang dipimpinnya berhasil memenangkan tujuh kursi parlemen Knesset.
Di bawah perjanjian koalisi antara partai Yamina dan tujuh partai “Israel” lainnya, Bennett, yang diwakili oleh tujuh anggotanya yang duduk di kursi parlemen, akan diangkat sebagai Perdana Menteri untuk dua tahun pertama, dan akan digantikan oleh Yair Lapid dari partai Yesh Atid di tahun kedua.
Pada 2013, Bennett menuai kontroversi karena mengatakan bahwa “warga Palestina yang merupakan teroris” harus dibunuh daripada dibebaskan.
“Saya telah membunuh banyak orang Arab di hidup saya, dan itu tidak masalah,” ucap Bennett beberapa waktu lalu sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Dia juga mengklaim bahwa Tepi Barat tidak berada di bawah pendudukan dan tidak ada negara Palestina.
Orang tua Bennett lahir di AS, tetapi ia dibesarkan di Haifa, wilayah Palestina yang direbut oleh “Israel”. Bennett juga pernah bergabung dengan unit pengintai elit “Israel” yang dikenal dengan nama “sayeret matkal”.
Setelah “Israel” dan Hamas mengadakan gencatan senjata pada Mei lalu untuk mengakhiri serangan udara “Israel” ke Jalur Gaza yang telah menewaskan 245 warga Palestina, Bennett dan Lapid setuju untuk membentuk koalisi.
Bennett menjadi jutawan berkat perusahaan teknologi yang ia bangun dari nol. Bennett selalu menarik pemilih sayap kanan di “Israel” selama karir politiknya. (rafa/arrahmah.com)