BANDUNG (Arrahmah.com) – Masa muda terhitung rentan mendapat serangan ideologi, yang bisa berakibat pada bergesernya sudut pandang, lalu beranjak pada perubahan sikap. Hingga tak jarang, kaum muda dijadikan sebagai senjata untuk menikam Islam dari dalam. Karenanya menjadi umum, banyak kaum muda yang berani membuat pernyataan-pernyataan nyeleneh. Fatalnya, kaum muda tersebut di kemudian hari menjadi orang-orang yang menempati posisi penting, termasuk dalam kekuasaan politik.
“Mengapa Bung Hatta dan Muhammad Yamin menentang Islam sebagai ideologi, mengapa Sutan Syahrir menjadi sosialis, mengapa Tan Malaka menjadi PKI? Padahal mereka hidup dalam lingkungan keagamaan, disertai dengan adat yang kuat,” ujar Sejarawan Muslim, Profesor Ahmad Mansur Suryanegara yang Arrahmah kutip dari persisalamin.com Kamis (25/6/2015).
Menurut Prof. Mansur, pola pikir seseorang bisa berubah disebabkan banyak hal, antara lain pendidikan dan informasi dari media. Demikian halnya yang terjadi dengan beberapa tokoh yang terlibat dalam kemerdekaan Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa, beberapa tokoh bangsa yang menolak Islam sebagai ideologi bangsa, adalah para pelajar yang mengenyam pendidikan barat tetapi tidak dibarengi dengan tuntunan ulama.
“Mereka banyak diantaranya orang-orang Padang yang notabene kuat beragama, tapi selesai mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, mereka pulang dan memerangi Islam. Mereka menjadi penganut sosialis dan komunis, lalu malah menyebarkannya di Indonesia,” katanya.
“Beda dengan Pak M. Natsir yang mendapat bimbingan dari A. Hassan. Walapun mengenyam pendidkan di sekolah Belanda, tapi beliau dekat dan belajar kepada A. Hassan,” imbuhnya.
Prof. Mansur menyarankan, kaum muda harus merapat kepada para ulama. Di manapun posisinya, baik di ormas atau organisasi kepemudaan, kaum muda harus memiliki penuntun utama, yaitu ulama. Apalagi mereka yang dalam proses pendidikan baik dalam maupun luar negeri, kaum muda harus memiliki tokoh agama yang menjadi pembimbingnya.
“Kalau anak muda menjauhkan diri dari pemikiran-pemikiran ulama, mereka tidak akan memiliki pengetahuan Islam yang benar,” ujarnya mengakhiri nasihatnya kepada pemuda di bulan Ramadhan 1436 H yang barakah ini. (adibahasan/arrahmah.com)