GAZA (Arrahmah.com) – Saat warga Palestina di Jalur Gaza mulai mencoba bangkit dari luka dan kehancuran yang dideritanya setelah sebulan serangan udara dan operasi darat yang dilancarkan “Israel” terhadap Gaza yang menewaskan hampir 2.000 orang Palestina, produsen senjata “Israel” malah merayakan peluang bisnis persenjataan mereka yang meraup keutungan besar akibat perang ini.
Industri Militer “Israel (IMI) yang berbasis di Nazareth sekarang melihat peluang bisnis yang gemilang setelah mengalami tahun-tahun bisnis yang buruk yang telah menyebabkan privatisasi bertahap perusahaan mereka. Keuntungan besar itu berhasil mereka raup setelah persenjataan baru mereka dikembangkan untuk Angkatan Pertahanan “Israel” (IDF).
IMI telah menyediakan berbagai senjata dan amunisi untuk IDF dan Korps Artileri “Israel”, dari peluru berukuran 5.56 mm hingga peluru tank Kalanit dan dan Hatzav, yang bisa meledak di udara dan melepaskan pecahan-pecahan peluru. Di antara senjata itu adalah bom serbaguna terbaru MPR-500, yang dirancang untuk menembus struktur beton bertulang. Ini semua untuk pertama kalinya digunakan dalam serangan terbaru “Israel” terhadap Gaza.
Sedang menunggu pembayaran kembali sebesar 5,6 miliar shekel untuk senjata-senjata ini dari pemerintah “Israel”, IMI sekarang mencari peluang pelanggan baru terhadap produk-produk senjata tersebut dari luar negeri.
Eli Emas, CEO dari SK Meprolight Group, yang memproduksi senapan sniper dan peralatan night-vision yang menjual 90% produknya ke pelanggan di luar negeri, mengatakan kepada Haaretz: “Setelah setiap kampanye dari jenis senjata itu sedang terjadi di Gaza, kami melihat peningkatan jumlah pelanggan dari luar negeri. Tentu saja, kami telah memasarkan produk kami luar negeri dengan gencar, tetapi operasi IDF jelas mempengaruhi aktivitas pemasaran.”
Barbara Opall-Roma, kepala biro “Israel” mengatakan kepada majalah US Defense News, juga dikutip oleh Haaretz mengatakan: “pertempuran seperti alat promosi ketika masuk ke pasar internasional. Senjata-senjata yang telah terbukti dalam pertempuran, jauh lebih mudah untuk dijual. Segera setelah operasi “Israel” di Gaza, dan mungkin bahkan selama operasi ini, berbagai delegasi dari negara-negara yang mengagumi kemampuan teknologi “Israel” telah datang ke sini dan mereka tertarik dalam pengujian produk-produk baru.”
Sejauh ini setidaknya 1.939 warga Palestina telah tewas dalam serangan mematikan “Israel” terhadap Jalur Gaza, sementara sekitar 10.000 warga Palestina telah terluka, menurut pejabat Palestina.
(ameera/arrahmah.com)