KABUL (Arrahmah.com) – Produksi opium di Afghanistan selama 10 tahun terakhir ini telah mencapai angka 6.900 ton dan telah menghasilkan keuntungan sebesar 65 miliar dolar.
Pasalnya, kenaikan angka penjualan dan keuntungan tumbuhan candu tersebut meningkat seiring dengan hadirnya 100.000 pasukan asing di negara itu selama hampir delapan tahun.
Sebuah laporan dari UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) mengatakan pada hari Rabu (21/10) bahwa Afghanistan memproduksi 92 persen dari candu dunia.
Laporan PBB itu pun mencatat bahwa produksi opium ilegal Afghanistan bernilai 65 miliar dolar. Hasil produksi heroin dan opium tersebut dipasarkan para 15 juta orang pecandu, dengan setengahnya dipasok ke Eropa, Rusia dan Iran.
UNODC memperkirakan ada sekitar 15 juta orang yang menyelundupkan obat terlarang itu setiap tahun, dan hampir 100.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penggunaan opium sedikit banyak memberikan kontribusi terhadap penyebaran HIV dan AIDS.
UNODC pun membeberkan fakta mengenai kelalaian pemerintah Afghanistan dalam mengontrol peredaran opium dari negaranya. Karena, menurut UNODC, hanya kurang dari dua persen opium dan heroin yang berhasil disita oleh pemerintah Afghan, selebihnya lolos dan didistribusikan di pasar internasional. Dan diduga kuat bahwa dua organisasi teroris internasional yaitu agen intelejen AS (CIA) dan Inggris (MI5) berperan besar dalam bisnis opium ini dan mengambil keuntungan yang tidak kecil dari usaha tersebut. (athaf/tum/arrahmah.com)