ISTANBUL (Arrahmah.com) – Produksi minyak di Kirkuk telah menurun drastis ke angka 30.000 barel per hari sejak Juni, turun 90 persen dari produksi minyal awal-awal tahun ini, menurut pernyataan gubernur Kirkuk pada Kamis (4/9/2014).
Najmaldin Karim, gubernur Kirkik, menghadiri konferensi “Mapping the Future of Energy” di Istanbul, di mana ia juga menyinggung tentang ISIS yang telah merebut kilang minyak negara tersebut, lansir World Bulletin.
“Saya tidak berpikir akan ada ekspor dari Kirkuk ke pipa gas Ceyhan kapan saja dalam waktu dekat. Ini telah disabotase terus-menerus dan untuk mendapatkannya kembali akan butuh waktu paling tidak setahun atau lebih,” lanjut Karim.
Karim mengatakan bahwa produksi minyak di kilang minyak tersebut sejak Juni hanya untuk konsumsi domestik dan produksi listrik di negara tersebut.
“Kami warga Kirkuk, kami ingin produksi minyak ini berlanjut dan kami bisa memabantu kedua pihak [Baghdad dan Erbil] untuk bersama-sama,” kata Karim. Selama ini telah ada oposisi dari Baghdad kepada pemerintah Wilayah Kurdi dalam mengekspor minyak melalui Ceyhan.
Saluran pipa Kirkik-Ceyhan memiliki kapasitas penyimpanan 1,6 juta barel per hari.
Karim mengatakan bahwa dia berpikir harus ada negosiasi dengan Baghdad terkait undang-undang minyak dan gas.
(siraaj/arrahmah.com)