BAMAKO (Arrahmah.com) – PBB menyebut korban tewas akibat pembantaian di sebuah desa di Mali tengah telah meningkat menjadi 134 orang.
Video terbaru, yang muncul pada Ahad (24/3/2019), menunjukkan para korban berserakan di tanah di tengah puing-puing rumah mereka yang terbakar.
Seorang milisi etnik Dogon – yang dituding atas sejumlah serangan di Mali tengah selama setahun terakhir – telah menyerang sebuah desa etnis Peuhl sesaat sebelum fajar pada Sabtu (23/3).
Di antara para korban di Ogossogou terdapat wanita hamil, anak-anak kecil dan orang tua, menurut kelompok Peuhl yang dikenal sebagai Tabital Pulaaku.
Menurut laporan, sekelompok pria bersenjata menyamar sebagai pemburu tradisional dan menyerang para penggembala Fulani.
Kelompok etnis Fulani adalah seminomadik, mayoritas adalah Muslim dan tinggal di berbagai negara Afrika Barat, ABC melaporkan.
Video grafis yang diperoleh The Associated Press menunjukkan rekaman pasca serangan pada hari Sabtu, dimana banyak korban terbakar di dalam rumah mereka.
Dalam video tersebut terlihat tubuh anak kecil ditutupi dengan selembar kain, dan juga kartu identitas yang berlumuran darah.
Presiden Dewan Keamanan PBB Francois Delattre yang sedang berkunjung ke ibu kora Mali, Bamako, mengecam pembunuhan itu sebagai “serangan tak terkatakan” pada Sabtu malam.
Sedikitnya 55 orang terluka dan misi PBB di Mali mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya mengevakuasi orang yang terluka.
Di New York, sekretaris jenderal PBB mengutuk serangan itu dan menyerukan pemerintah Mali untuk segera menyelidikinya dan menyeret para pelaku ke pengadilan.
(ameera/arrahmah.com)