SANA’A (Arrahmah.com) – Asosiasi Ibu Penculikan Yaman mengatakan pada Selasa (22/9/2020) bahwa Sadiq Ahmed Yahya Al-Ghawi meninggal setelah lima bulan mengalami penyiksaan di tangan Houtsi, kantor berita Anadolu melaporkan.
Asosiasi itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Al-Ghawi yang berusia 37 tahun dan delapan anggota keluarganya, termasuk saudara laki-lakinya, diculik dari lahan pertanian mereka di gubernur Saada oleh milisi Houtsi pada pertengahan Mei.
Menurut pernyataan tersebut, keberadaan mereka tidak diketahui hingga 16 September, ketika informasi bocor ke keluarga mereka bahwa jenazah Sadiq saat ini berada di kamar mayat Rumah Sakit Polisi Militer di ibu kota, Sanaa.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa tubuh Sadiq memiliki tanda-tanda penyiksaan termasuk indikasi telah dicekik dengan tali di lehernya.
“Keluarga korban telah menolak untuk menerima jenazahnya sampai alasan kematiannya di bawah penyiksaan terungkap serta nasib putra mereka yang hilang secara paksa,” tambahnya.
Asosiasi tersebut menganggap Houtsi bertanggung jawab penuh atas kejahatan tersebut dan untuk keselamatan orang-orang yang hilang secara paksa.
Asosiasi itu menambahkan, mereka telah mendokumentasikan kematian 82 orang akibat penyiksaan di penjara Houtsi antara tahun 2015 dan 2020.
(ameera/arrahmah.com)