GAZA (Arrahmah.com) – Seorang pria Palestina di Gaza telah mengkonversi tabung gas air mata dan bom bekas yang digunakan oleh pasukan “Israel” terhadap demonstran Gaza menjadi sebuah karya seni.
Abdul Karim Abu Ataya (34) mengumpulkan sisa-sisa konflik yang terjadi di perbatasan Gaza timur dan mengubah temuannya menjadi pot bunga dan tasbih sebagai “pesan perdamaian kepada dunia.”
“Pasukan penjajah telah menembakkan tabung gas ke arah kami, jadi saya pikir saya akan menggunakannya untuk membuat tasbih dan pot bunga,” katanya kepada MEMO.
Dia juga menambahkan bahwa ia telah berpartisipasi dalam Great Return March dan menyerukan agar “Israel” mengakhiri blokade yang telah berlangsung bertahun-tahun di Jalur Gaza.
“Mereka telah meluncurkan gas air mata dan bom untuk menyakiti dan membunuh kami, tetapi kami ingin menggunakannya untuk mengirim pesan perdamaian dan kehidupan kepada dunia,” katanya.
Ataya memotong bagian atas dari tabung bom asap, mengisinya dengan tanah dan bibit tanaman.
Menurut artikel MEMO, Ataya mengatakan seni itu juga dimaksudkan untuk mengirimkan “pesan cinta dan kerinduan akan tanah kelahiran kami, tanah kami yang ditinggalkan nenek moyang kami.”
“Penjajah mengatakan bahwa yang lama akan mati dan yang muda akan lupa, tetapi tidak. Kami ingat, bahkan lebih dari kakek-nenek kami,” tambahnya.
Pasukan “Israel” telah menewaskan sedikitnya 140 orang Palestina dan melukai ribuan lainnya dalam Great Return March yang dimulai pada 30 Maret untuk menuntut hak kembali ke tanah leluhur yang sekarang menjadi bagian dari “Israel”.
Warga Palestina menuntut “hak untuk kembali” ke rumah dan desa mereka di Palestina yang bersejarah dari mana mereka diusir pada tahun 1948 untuk membuka jalan bagi “Israel”.
Mereka juga menuntut diakhirinya blokade 11-tahun “Israel”-Mesir di Jalur Gaza, yang telah memusnahkan ekonomi di daerah pesisir tersebut dan menahan 2 juta penduduknya dari berbagai kebutuhan pokok. (Rafa/arrahmah.com)