PUNE (Arrahmah.com) – Suasana kehidupan masyarakat Muslim India berubah menjadi mencekam setelah pembunan sadis seorang manajer IT Muslim yang terjadi pada awal Juni ini di kota Pune, negara bagian Maharashtra.
sebagian Warga Muslim Pune kini merasa takut berpenampilan atau memakai pakaian khas Muslim, karena diduga kuat manajer IT itu, Mohsin, dibunuh hanya karena ia Muslim yang diketahui melalui jenggotnya.
“Kami tahu Mohsin dibunuh hanya karena jenggotnya dan kopiahnya yang menandakan jelas sebagai Muslim. Jadi, bersama sebagian teman-teman Muslim saya, Saya telah mencukur jenggot saya. Kami bahkan pergi ke masjid memakai celana jeans dan kaos,” kata seorang pemuda Muslim 24 tahun dari kota Pune, kepada OnIslam.net.
Para aktivis dari gerakan Hindu Rashtra Sena (HRS) bertanggung jawab atas pembunuhan Mohsin Shaikh (28).
Mohsin, sorang manajer IT, yang bekerja di sebuah perusahaan swasta di Pune, dipukuli dengan brutal hingga meninggal dunia oleh sekelompok aktivis HRS menggunakan tongkat hockey dengan alasan bahwa korban mengupload foto yang menghina dua tokoh Hindu, pahlawan Hindu raja Shivaji dan politikus sayap kanan Bal Thackeray, di Facebook.
Sementara itu, polisi kemudian mengkonfirmasi bahwa Moshin tidak terbukti bersalah memposting material anti-Hindu di media sosial sebagaimana yang dituduhkan. Riyaz, yang saat serangan terjadi sedang bersama korban, mengatakan bahwa para aktivis HRS itu menyerang hanya karena identitas Muslim.
“Saya yakin jika mereka menemukan saya berjenggot dan memakai kopiah, mereka pasti telah membunuh saya pada hari itu,” katanya.
Sedangkan Ameen Haroon, pria Muslim yang mengalami luka akibat diserang aktivis HRS di Pune menyatakan bahwa Mohsin diserang oleh orang-orang Hindu dengan batang besi, batang kayu dan pedang.
“Malam itu Saya dalam perjalanan pulang setelah jam kerja saya. Beberapa pria Hindu mengejar saya seraya mereka berteriak ‘tangkap pria berjenggot dan memakai kopiah itu…pukul dia’. Mereka menangkap dan mulai memukuli saya. Saya bertanya kepada mereka mengapa mereka memukuli saya. Tetapi mereka memukuli saya hingga Saya bercucuran darah dan tidak sadarkan diri,” ujar Haroon.
“Mungkin mereka pikir Saya telah mati dan mereka berhenti memukuli saya…dan nyawa saya selamat.”
(siraaj/arrahmah.com)