LAS VEGAS (Arrahmah.com) – Seorang pria bersenjata menewaskan setidaknya 50 orang dan melukai lebih dari 200 orang di sebuah festival musik country di Las Vegas Strip pada Ahad (1/9/2017). Pelaku menembakkan senjatanya dari lantai 32 sebuah hotel selama beberapa menit sebelum dia ditembak mati oleh polisi.
Jumlah korban tewas, yang disebutkan oleh polisi bersifat sementara dan tentatif, akan menjadi serangan penembakan massa paling mematikan dalam sejarah A.S., mengalahkan pembantaian yang menewaskan 49 orang di sebuah klub malam di Orlando tahun lalu.
Ribuan orang yang panik melarikan diri dari tempat kejadian, dalam beberapa kasus terjadi saling menginjak-injak, saat petugas kepolisian berusaha mencari dan menewaskan pria bersenjata tersebut.
Tamu konser yang panik, beberapa di antara mereka dengan baju berlumuran darah, berlarian ke jalanan setelah serangan tersebut.
Polisi mengidentifikasi pria bersenjata tersebut sebagai Stephen Paddock, berusia 64, dan merupakan penduduk daerah setempat. Polisi mengatakan bahwa mereka belum memiliki informasi mengenai motif penembakan itu.
Pelaku diyakini tidak terkait dengan kelompok militan manapun, ungkap Sheriff Clark County Joseph Lombardo kepada wartawan.
“Kami tidak tahu apa sistem kepercayaannya,” kata Lombardo.
“Kami telah menemukan banyak senjata api di dalam kamar yang dia tempati,” imbuhnya.
Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka telah menemukan teman sekamar Paddock, yang mereka identifikasi sebagai Marilou Danley. Dia tidak memberikan rincian apakah dia dicurigai terlibat dalam serangan tersebut, namun dia menyebut pelaku sebagai “rekan kerja”.
Polisi telah menemukan dua mobil milik tersangka.
Di antara yang tewas termasuk satu petugas kepolisian, sementara setidaknya satu petugas lainnya terluka parah.
Polisi memperingatkan kemungkinan korban yang tewas bisa meningkat.
(ameera/arrahmah.com)