KAMPALA (Arrahmah.com) – Presiden Uganda, Yoweri Museveni telah memerintahkan badan-badan keamanan untuk kembali mengumumkan pelatihan militer bagi warga sipil Uganda untuk melawan “ancaman” dari Mujahidin Somalia Asy-Syabaab.
Museveni mengklaim bahwa meskipun Asy-Syabaab telah “dikalahkan”, Uganda harus menjaga negara dari serangan oleh Asy-Syabaab, seperti dilansir BBC pada Senin (27/4/2015) mengutip surat terbuka yang ditulis oleh Museveni dan dipublikasikan oleh New Vision.
Uganda mengirimkan lebih dari 6.000 tentara ke Somalia sebagai bagian dari pasukan Uni Afrika yang memerangi Mujahidin Asy-Syabaab Somalia.
Dalam surat terbuka, Museveni berfokus pada Asy-Syabaab dan menyebut mereka “idiot”.
Namun ancaman serangan dari Asy-Syabaab bukanlah satu-satunya sumber ketidakamanan bagi Uganda. Juru bicara militer Uganda mengatakan kepada BBC bahwa Asy-Syabaab bukan satu-satunya sasaran kebijakan ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, keamanan telah menjadi perhatian besar di Uganda.
Pada bulan Desember, dua ulama ditembak mati di ibukota Kampala dan di bulan Maret seorang jaksa penuntut ditembak dan dibunuh dalam perjalanan pulang dari kantornya. Belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Juga belum bisa dipastikan bahwa pendidikan militer bagi warga sipil akan membantu Uganda tetap aman.
Di tahun 80-an dan 90-an, lulusan sekolah Uganda wajib mengikuti pelatihan militer dan pelayanan nasional selama dua tahun sebelum memasuki universitas.
Museveni mengatakan ia telah memberikan instruksi kepada instansi keamanan yang relevan untuk memulai kembali program tersebut, fokus awalnya pada daerah yang paling rentan.
Dia tidak memberikan banyak rincian, namun juru bicara militer Uganda mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk mempersenjatai warga sipil. (haninmazaya/arrahmah.com)