TUNIS (Arrahmah.id) – Presiden Tunisia Kais Saied memicu kontroversi setelah menuduh kecerdasan buatan bersekongkol melawan manusia, menganggapnya sebagai ancaman bagi keberadaan manusia.
Dalam pengawasan perayaan Hari Pengetahuan pada Kamis (10/8/2023), Saied menyatakan: “Kecerdaan buatan, pada intinya, adalah pembunuhan pikiran manusia. Ini adalah bahaya yang mengancam seluruh umat manusia. Ia seperti senjata otonom dan pesawat tak berawak, yang diarahkan oleh satu pusat komando dan manajemen.”
Pernyataan Saied memicu gelombang kontroversi dan ejekan, sebagaimana Abdel Wahab Hani, ketua Partai Al-Majd, menulis: “Kecerdasan buatan itu sendiri bukanlah bahaya yang akan segera terjadi atau kejahatan mutlak atau pembunuhan pikiran manusia. Ia adalah alat di tangan kecerdasan manusia, yang dapat digunakan untuk kebaikan, kebahagiaan manusia, kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. Ia juga dapat digunakan untuk kejahatan dan kehancuran umat manusia.”
Hani berkomentar: “Menambahkan musuh baru yang diwakili dalam kecerdasan buatan sangat disayangkan dan tidak tepat, terutama pada kesempatan Hari Pengetahuan dan di hadapan pria dan wanita terkemuka dalam kerangka pendidikan, yang akan berurusan dengan kecerdasan buatan setiap hari di universitas, laboratorium mereka, pekerjaan dan kehidupan masa depan mereka. Mereka bahkan akan berkontribusi pada pengembangan dan adaptasi kecerdasan buatan untuk melayani umat manusia.”
Pernyataan presiden tersebut ditanggapi dengan sinis oleh sejumlah aktivis, dengan beberapa menyarankan agar Presiden Saied menambahkan kecerdasan buatan ke dalam daftar orang-orang yang terlibat dalam komplotan terhadap keamanan negara. (zarahamala/arrahmah.id)