ANKARA (Arrahmah.id) – Presiden Suriah, Ahmad Asy-Syaraa, Selasa (4/2), melakukan kunjungan resmi ke Turki atas undangan Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Asy-Syaraa dijadwalkan tiba di Ankara pada sore hari setelah sebelumnya mengunjungi Arab Saudi, yang menjadi tujuan luar negeri pertamanya sejak menjabat. Dalam kunjungan tersebut, ia bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Dikutip dari Reuters, seorang pejabat kepresidenan Suriah yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Asy-Syaraa diperkirakan akan membahas perjanjian pertahanan bersama dengan Erdoğan. Perjanjian tersebut mencakup pendirian pangkalan udara Turki di wilayah tengah Suriah serta pelatihan bagi tentara baru Suriah.
Pejabat itu menambahkan bahwa pangkalan udara yang sedang dibahas akan memungkinkan Turki untuk mempertahankan wilayah udara Suriah jika terjadi serangan. Selain itu, Ankara dikabarkan ingin mendirikan pangkalan tersebut sebagai pesan bagi kelompok pejuang Kurdi di timur laut Suriah.
Kemarin, kantor kepresidenan Turki mengonfirmasi bahwa kunjungan Asy-Syaraa dilakukan atas undangan Erdoğan, yang akan menyambutnya di istana kepresidenan.
Kepala Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, menulis di platform X bahwa pembicaraan antara kedua pemimpin akan berfokus pada “langkah-langkah bersama untuk pemulihan ekonomi, stabilitas, dan keamanan berkelanjutan di Suriah.”
Pekan lalu, pemerintahan baru Suriah mengumumkan pengangkatan Asy-Syaraa sebagai presiden dalam masa transisi. Keputusan lainnya termasuk pembubaran faksi bersenjata dan badan keamanan era sebelumnya, serta pembubaran parlemen dan Partai Baath yang telah berkuasa selama beberapa dekade, serta pencabutan konstitusi yang berlaku.
Pada 8 Desember 2024, faksi-faksi Suriah mengambil alih ibu kota Damaskus setelah sebelumnya menguasai beberapa kota lain. Hal ini mengakhiri 61 tahun kekuasaan Partai Baath dan 53 tahun pemerintahan keluarga Assad.
(Samirmusa/arrahmah.id)