GAROOWE (Arrahmah.id) — Presiden Puntland Said Abdullahi Deni pada Sabtu (26/10/2024) mengumumkan operasi militer menyeluruh yang bertujuan untuk memberantas ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok militan Asy Syabaab dan Islamic State (ISIS) di wilayah tersebut.
Dilansir The Somali Digest (26/10), pernyataan perang terhadap ekstremisme dan terorisme itu diucapkannya saat sesi pembukaan Parlemen di Garowe.
Deklarasi perang Deni terhadap Asy Syabaab dan ISIS datang pada saat yang kritis dalam sejarah Puntland, saat wilayah tersebut bergulat dengan tantangan kompleks untuk membangun masa depan yang stabil, aman, dan sejahtera dalam menghadapi berbagai ancaman dan kesulitan.
Puntland, wilayah semi-otonom di Somalia timur laut, telah lama menjadi benteng Asy Syabaab dan ISIS di Tanduk Afrika.
Dengan lokasinya yang strategis di sepanjang Teluk Aden dan reputasinya yang relatif stabil dan aman, Puntland telah memainkan peran penting dalam upaya regional untuk memerangi pembajakan, penyelundupan, dan ancaman transnasional lainnya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, wilayah tersebut semakin menjadi sasaran Asy Syabaab dan ISIS, dua kelompok militan paling terkenal dan mematikan yang beroperasi di wilayah tersebut.
Asy Syabaab, yang telah melancarkan pemberontakan yang panjang terhadap pemerintah Somalia dan mitra internasionalnya, telah berupaya memperluas jangkauan dan pengaruhnya ke Puntland. Namun, kelompok ini gagal memperluas pengaruh dan kendalinya ke pusat-pusat perkotaan dan saat ini bersembunyi di pegunungan.
ISIS, pendatang yang relatif baru dalam lanskap militan di wilayah tersebut, juga telah berupaya untuk mendapatkan pijakan di Puntland sejak 2015, memanfaatkan keluhan dan ketegangan setempat untuk merekrut pejuang dan membangun kehadiran di daerah-daerah yang lebih terpencil dan sulit diakses di wilayah tersebut. Meskipun ukurannya lebih kecil dan kurang mapan dibandingkan Asy Syabaab, ISIS tetap terbukti menjadi ancaman yang kuat dan tangguh, dengan koneksi internasional yang kuat. (hanoum/arrahmah.id)