ABUJA (Arrahmah.com) – Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari memberikan tenggat waktu tiga bulan untuk pemimpin militer baru Nigeria untuk mengalahkan kelompok pejuang Islam yang dikenal dengan nama Boko Haram, lansir BBC pada Kamis (13/8/2015).
Dia memberi perintah pada upacara pengambilan sumpah untuk komandan militer yang dia tunjuk bulan lalu.
Ketika Buhari menjabat sebagai presiden pada Mei lalu, ia bersumpah akan mengatasi konflik yang telah berlangsung selama enam tahun antara militer Nigeria dengan pejuang Boko Haram.
Dia telah membuat pasukan asing yang disebar di Nigeria mencapai angka 8.700 personil sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi konflik.
Menurut laporan Amnesti Internasional, sedikitnya 17.000 orang telah tewas sejak Boko Haram meluncurkan serangan di utara Nigeria pada 2009, mereka berupaya menggulingkan pemerintahan Nigeria untuk diganti dengan Syariah Islam.
Meskipun militer Nigeria mengklaim telah mengalami kemajuan, namun serangan-serangan Boko Haram masih cukup kuat sejak Buhari menjabat.
Presiden Buhari yang merupakan mantan jenderal militer, menegaskan bahwa para pemimpin militer baru diharapkan akan bekerja sama dengan negara tetangga Chad, Kamerun dan Niger dalam memerangi Boko Haram.
Dia akan memberikan pasukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai “prestasi”. Meskipun laporan-laporan dari kelompok hak asasi manusia mengungkapkan buruknya moral tentara Nigeria. Membunuh warga sipil tak bersalah, memperkosa dan kejahatan lainnya pernah dilakukan oleh tentara Nigeria selama mereka meluncurkan operasi militer melawan pejuang Boko Haram.
“Secara khusus, kalian harus melindungi warga sipil tak berdosa dan menghormati hak-hak kombatan,” klaimnya.
Sebelumnya, AS telah menolak untuk menjual senjata ke Nigeria, mengutip pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sana. (haninmazaya/arrahmah.com)