BAMAKO (Arrahmah.com) – Presiden transisi Mali Dioncounda Traoré menegaskan bahwa ia tidak akan menunggu beberapa bulan lagi untuk melakukan operasi militer skala besar untuk merebut kembali wilayah Mali Utara yang telah dikuasai oleh mujahidin Anshar Ad-Din.
Penegasan Traore itu disampaikan setelah Kanada menyatakan sedang mengkaji pengiriman pasukan ke Mali untuk memberikan training militer bagi pasukan Mali, sebelum digelarnya invasi militer internasional di bawah komandan Afrika, laporan stasiun TV Al-Jazera.
“Sesungguhnya peperangan yang legal, cepat dan bersih yang ingin kami lancarkan dengan dukungan dunia internasional memerlukan waktu lebih lama untuk memantapkan seluruh aspek teknologi dan legalitas hukum,” kata Traore.
Namun Traore menambahkan “Apapun kondisinya, saya bisa memberitahukan kepada kalian satu hal: Mali tidak akan menunggu berbulan-bulan lagi, seperti yang dikehendaki oleh sebagian pihak. Kami tidak akan menunggu kanker sampai menyebar. Sesungguhnya perang melawan terorisme akan terjadi lebih cepat dari perkiraan dan tentara Mali akan menjadi pelopornya.”
Dewan Keamanan PBB pada bulan Desember 2012 telah mengeluarkan sebuah resolusi yang mengesahkan agresi militer dunia internasional terhadap wilayah Mali Utara yang dikuasai oleh mujahidin Anshar Ad-Din dan kelompok-kelompok mujahidin lainnya.
Agresi militer yang mengatas namakan pasukan penjaga perdamaian PBB itu akan dikomandoi oleh pasukan Afrika Barat. Tujuannya adalah meruntuhkan pemerintahan mujahidin di Mali Utara yang telah menerapkan syariat Islam dan menegakkan kembali rezim sekuler Mali di kawasan Mali Utara.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui pengiriman pasukan “penjaga pedamaian PBB” yang akan dipimpin oleh Uni Afrika berkekuatan 3300 tentara. Namun sampai saat ini belum dicapai kesepakatan waktu pelaksanaan invasi militer tersebut.
Perdana Mentri Mali Django Sissoko pada Selasa (25/12/2012) lalu telah menyerukan invasi militer Economic Community of West African States (ECOWAS) untuk membantu rezim sekuler Mali merebut kembali Mali Utara dari tangan mujahidin Islam, “dalam waktu secepat mungkin.” (muhib almajdi/ arrahmah.com)